Mana yang lebih jauh, jarak antara Jakarta ke Singapura, atau Jakarta ke Tasikmalaya? Dilihat dari jarak geografis secara kartografis, pastilah lebih jauh ke Singapura. Jaraknya sekitar 1278 km dari Jakarta. Sementara Tasikmalaya “hanya” 272 km. Tapi kita semua tahu bahwa bepergian ke Tasikmalaya itu sungguh melelahkan. Ke Singapura saja bisa sampai menggunakan pesawat dalam waktu 1,5 jam. Tapi ke Tasikmalaya, harus naik mobil atau jalan darat, bisa menghabiskan waktu dari 6 hingga 11 jam tergantung pada kondisi lalu lintas. Capeeek kan. Jadi secara “absolute space”, Tasikmalaya itu dekat. Namun secara “relative space”, Tasikmalaya itu jauh. Akhirnya ya begitu deh, tidak banyak orang yang mau pelesiran ke Tasikmalaya, kecuali memang ada keperluan, seperti dagang atau bisnis, maupun sebagai penduduk asli.
Saat saya diminta melakukan perjalanan dinas ke Tasikmalaya beberapa waktu lalu, tentu saja ada perasaan malas karena menimbang jarak tersebut. Namun kawan-kawan mengingatkan saya bahwa kini Tasikmalaya sudah memiliki bandara komersial yang bagus dan penerbangan langsung dari Jakarta. Wow, ini menarik. Dan, benar juga. Bandara Wiriadinata Tasikmalaya telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Februari 2019 lalu. Bandara ini melayani penerbangan langsung dari Jakarta. Ada maskapai Wings Air dan Garuda. Pesawatnya ATR 72-600 dengan baling-baling. Dan yang menarik, jarak tempuh Jakarta-Tasikmalaya kini menjadi hanya 40 menit. Yes, pack my bag, and cap cus meluncur ke Tasikmalaya.
Setiba di sana, saya kagum dengan kondisi bandaranya yang simple namun bersih dan apik. Pas lah untuk kota kecil seperti Tasikmalaya. Hal terpenting kan sudah ada akses yang langsung ke Jakarta sehingga mampu memangkas waktu perjalanan. Nah, setibanya di Tasikmalaya, apa yang perlu dilakukan? Memang Tasik ini terkenal dengan kerajinan bordirnya. Bila ada waktu silakan melihat dan berbelanja berbagai kerajinan bordir. Namun yang belum banyak diulas adalah soal kuliner lokalnya. Makan apa di Tasik? Begitu pertanyaan saya pada kawan-kawan yang asli Tasik maupun yang tinggal di Tasik. Umumnya mereka menawarkan tiga hingga empat makanan yang wajib dicoba untuk first timer in Tasik.
Pertama, ini yang wajib juga kalian coba kalau ke Tasik, adalah Bakso Laksana. Para penggemar dan pengejar kenikmatan bakso tentu harus mencicipi Bakso yang konon terenak se-Tasikmalaya. Bahkan ada yang bilang se-Jabar, hingga se-Dunia. Saya pun meluncur ke sana. Dan memang benar, Warung Bakso Laksana ini telah berdiri sejak tahun 1950 dan tidak membuka cabang di mana-mana. Akibatnya, rasa otentiknya tak bisa ditandingi atau ditiru. Saya memesan mi kuah baso spesial. Katanya ini yang sudah ada sejak 1950. Saat keluar, tampaklah semangkuk mi kuah yang generous, berisi baso, pangsit, potongan babat, tahu baso, dan sayur sawi. Penampilannya sudah membuat kita mendegut-degut ludah. Saya menyeruput kuahnya karena itu adalah salah satu indikator kelezatan. Dan memang betul terjawab mengapa restoran ini direkomendasikan banyak orang. Kuahnya terasa gurih seperti kaldu sehingga membuat lidah ini terbuai kenikmatan. Kedua adalah mie-nya, sebagai indikator kenikmatan ternyata mie-nya sungguh lezat, lembutnya pas dan otentik. Mie di Bakso Laksana ini katanya dibuat sendiri sehingga tidak sama dengan mie di warung manapun. Menjajal baksonya akan membawa kita pada kenikmatan tertinggi makan bakso. Komposisi baksonya berisi daging yang lembut dan terasa gurat-guratnya. Sependapat, dan wajib dicoba. Ini adalah salah satu bakso terenak yang pernah saya coba dalam hidup.
Kedua, camilan sore bisa mencicipi Es Cendol dan Batagor Elizabeth. Lokasinya semacam warung kecil, namun terlihat populer karena penuh didatangi para pengunjung. Buat saya, batagornya decent at best saja, tidak terlalu istimewa. Namun es cendolnya enak dan memiliki pesona tersendiri. Cocok diminum di sore hari untuk memuaskan dahaga dan mengisi kelezatan.
Pagi harinya, saya mencoba rekomendasi ketiga dari kawan saya, yaitu salah satu Bubur Ayam yang terkenal dan khas Tasikmalaya. Namanya Bubur Ayam Kalektoran H Zenal di jalan Ikik Wiradikarta. Lokasi warungnya di dalam gang kecil sehingga perlu cermat melihat tandanya apabila baru pertama kali ke sana. Bubur Zenal ini juga legendaris karena telah ada sejak tahun 1960-an. Konon waktu itu, H. Zaenal menjajakan buburnya menggunakan gerobak keliling. Hal itu dilakukan antara tahun 1961-1968. Rupanya bubur ayam H Zenal ini disukai warga. Banyak warga yang kemudian mendatangi rumahnya supaya tidak kehabisan mendapatkan bubur. Dari situlah H Zenal kemudian membuka warung bubur ayam di rumah. Waktu berlalu, usahanya berkembang dan warungnya ini dikelila sang anak. Bagaimana rasanya? Die die must try. Buat kalian pecinta bubur ayam rasanya belum sempurna kalau belum sampai merasakan Bubur Zenal Tasikmalaya. Buburnya unik dan gurih. Orang Tasik nampaknya memang menyukai aneka makanan mereka gurih dan asin. Nah, yang menarik dari Bubur Zenal ini adalah toppingnya yang generous. Suwiran ayam, ati, cakwe, bisa juga minta telur, sangat generous dan berlimpah. Suwiran ayam kampungnya lezat. Wajib dicicipi. Warung Bubur Zenal buka mulai pukul 6 pagi, dan tak pernah sepi membeli. Jangan datang terlalu siang, karena kalau sedang ramai, pengunjung harus kecewa kehabisan bubur.
Next, kalau masih ada keluangan ruang di perut, kalian perlu mencoba makanan khas yang eksotis juga, yaitu Nasi TO. Awalnya saya pikir TO itu apa, semacam singkatan Technical Operation, atau Tactical Operation. Tapi ternyata itu singkatan dari Tutug Oncom. Apa itu Nasi Tutug Oncom? Itu adalah sejenis Nasi yang dicampur dengan Oncom kering. Tutug artinya diketuk atau dicampur-campur. Saya ke NTO Kalektoran dan bertemu dengan Ibu Tini yang menjual NTO ini sejak puluhan tahun silam. Dulu NTO Kalektoran ini mulai berjualan sejak tahun 1960-an juga. Saya melihat cara membuatnya, nasi hangat ditaruh di piring, lalu Ibu Tini mengambil oncom yang sudah dicampur dengan berbagai bumbu, antara lain kencur, diletakkan di atas nasi hangat tadi, kemudian diaduk-aduk dan diketuk-ketuk. Melihatnya saja sudah membuat liur terbit di langit-langit mulut. Ingin segera melahapnya. Bagaimana rasanya? Tak usah ditanya lagi, sungguh nikmat dan lezat. Campuran oncom di nasi hangat adalah sebuah kombinasi kelezatan tiada tara. Coba dan rasakan. Kalian juga bisa menambahkan tahu goreng, ayam kampung, dan tentunya sambal, untuk memperkuat cita rasa.
Tasikmalaya, memang tak hanya terkenal bordirnya. Aneka kuliner lokalnya juga pantas dicoba. Lezat dan khas. Tentunya masih banyak lagi makanan yang belum sempat saya cicipi karena keterbatasan waktu. Tapi dengan adanya jalur penerbangan langsung ke Tasikmalaya, maka boleh lah kita meletakkan Tasik sebagai salah satu destinasi getaway yang layak dicoba. Silakan mampir ke Tasikmalaya dan nikmati kelezatan kulinernya. Salam.
Terimakasih atas artikelnya sangat berguna dan bermanfaat bagi saya, saya juga membuat artikel mengenai kuliner manis yang ada di Tasikmalaya. Jika anda berkenan bisa mengunjungi di https://kulinermanistsm.blogspot.com
Terimakasih atas artikelnya sangat berguna bagi saya. Jika Anda berkenan saya juga mempunyai artikel mengenai kuliner pedas di https://kulinerpedastsm.blogspot.com
Nasi Tutug oncom emang juara si