One Night in Beijing, Fall in Love with Dazhaxie

Dazhaxie experience with Michael in Beijing

Satu malam di Beijing ternyata bisa memberi kenangan yang berarti. Beberapa waktu lalu, saya sempat transit satu malam di Beijing. Dalam kesempatan yang singkat itu, saya bertemu dengan Michael, kawan saya yang tinggal di sana. Sambil bertemu, kita berbicara banyak hal, mulai dari politik hingga ekonomi Cina. Tapi yang tak terlupakan adalah karena ia mengajak saya mencicipi satu makanan khas di Cina, yang die die must try, khususnya kalau musim gugur tiba. Makanan itu adalah kepiting bulu air tawar, atau Da Zha Xie.

Dalam hidup ini, berbagai jenis makanan pernah saya cicipi. Sebagian masuk ke perut, dan terlupakan begitu saja rasanya. Tapi ada sebagian makanan, yang saya makan, dan setelahnya tak bisa dilupakan kenikmatannya. Nah, kepiting bulu Shanghai, atau Dazhaxie crab ini, masuk dalam golongan yang kedua. Makanan yang akan selalu mengenang dalam hidup saya.

Michael mengajak saya ke restoran “Shanghai Xiangmanlou” di salah satu sudut kota Beijing. Ia memesan dua ekor kepiting. Tak lama, pelayan datang membawa dua kepiting yang masih diikat dan memperlihatkannya pada Michael. Setelah mencermati kepiting itu satu per satu, Michael bilang, “Masih hidup, bagus!”. Ya, kepiting yang masih hidup akan lebih segar dan rasanya lebih lezat dibanding dengan kepiting yang sudah dibekukan.

Dazhaxie crabs adalah kepiting spesial yang diambil dari Danau Yangcheng, yang terletak di provinsi Jiangsu, tak jauh dari Shanghai. Danau Yangcheng itu terkenal akan kepiting bulunya. Dan saat paling tepat memakan kepiting Dazhaxie adalah pada musim gugur. Pada musim itulah mereka melakukan migrasi usai musim kawin. Namun karena populasi kepiting ini terbatas, harganya relatif mahal dan langka.

Michael memesan dua ekor kepiting jantan. Menurutnya bulan ini adalah musim terbaik mencicipi kepiting jantan. Kalau kelezatan kepiting betina terletak pada jumlah telur yang berwarna kuning/oranye di tengah cangkangnya, kelezatan kepiting jantan juga demikian, yaitu pada “crab cream” atau cairan kuning di tengah tubuh kepiting.

Saat kepiting dazaxhie datang, saya pikir sudah disajikan dengan terbelah, ataupun  dipecah-pecah cangkangnya. Rupanya belum. Kepiting datang dalam keadaan utuh, bulet-bulet. Waduh, bagaimana ini makannya?

The die die must try, Dazhaxie / photo junanto

Tenang”, kata Michael. “Kita belajar sajiannya dulu”. Kepiting, dalam kepercayaan Cina dianggap memiliki unsur “dingin” atau “Yin” sehingga tidak baik kalau dimakan begitu saja. Oleh karena itu, dingin itu harus diseimbangkan dengan “Yang”. Begitu menurut kepercayaan Cina, Yin dan Yang. Untuk itu, disediakan satu cawan saus yang merupakan campuran arak cina dan irisan jahe. Efek dingin Yin, diseimbangkan dengan efek hangat saus Yang. Oh begitu.

Lalu bagaimana cara makannya? Pertama adalah membelah bagian “bawah” kepiting yang terletak di sisi belakang. Lalu, kita dapat melepas cangkangnya. Di dalam cangkang, ada beberapa bagian yang harus dibuang dan tidak dimakan. Sisanya, kata Michael, dikumpulkan dengan sumpit, lalu dicelup ke saus. “Rasakan deh”.

Aduh, ya ampun. Beneran, ini kelembutan yang belum pernah saya rasakan dari kepiting lainnya di dunia. Ueeeenaaak!”.

Nah, sekarang kita tiba pada bagian terbaik Dazhaxie”, Michael  lalu membelah kepiting jadi dua bagian. Dan di dalamnya, terlihatlah “cream” kepiting yang berwarna kekuning2an. Cair, tidak beku, karena kepitingnya masih segar. Hmm, memang mirip krim.

Celup ke saus, dan rasakan”, pinta Michael.

Saya celup dan cicipi …. “Hmmmm, wadoooow, sodara-sodara sekalian. Hmmpph, bagian cream ini begitu lembut, gurih, lezat, creamy, asam, dingin, hangat, aneka kelezatan bercampur dalam satu sedotan. Maknyoooos. Enaaak!!”.

Tak diragukan lagi. Ini satu jenis kepiting yang die die must try kalau ke Cina.

Wah, ini enak sekali krimnya. Apa ini telur kepiting? Bentuknya seperti telur ya?” tanya saya ke Michael.

Ya ini kan kepiting jantan, bagaimana bisa kepiting jantan punya telur”, jawab Michael meluruskan logika saya.

Oh iya ya, kepiting jantan tidak punya telur. Lah, lalu ini …..”, saya belum selesai bertanya, dan Michael sudah menjawab,” Sperma. Yup, yang kamu makan barusan itu sperma kepiting”.

Woooow. Panteees, enak hehehe….

Kepiting Da Zha Xie adalah sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Mencicipinya mungkin hanya sebentar. Dagingnya tidak banyak. Dan sajiannya juga sederhana. Tanpa macam-macam. Tapi pengalaman mencicipinya, sensasi rasanya di langit-langit mulut, akan tetap terkenang seumur hidup.

Di ujung jamuan, Michael berkata bahwa kalau bertemu dengan orang Cina, sekarang saya sudah bisa bilang. “Wo yijing chele Dazhaxie” atau “Saya sudah pernah mencicipi Dazhaxie”. Mereka umumnya akan kagum karena Dazhaxie adalah kepiting yang memiliki kelas tersendiri di Cina (asal gak malah bilang, trus gw harus bilang wow gitu… x_x).

Betul betul sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

How to eat Dazhaxie

6 comments

    1. Thanks mas Adie. Iya, pernah juga mencicipi Srilankan Chili Crab, dan saya yakin sekali kelezatannya punya kelas tersendiri. Sulit membandingkannya 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *