Rasa bangga menjadi orang Indonesia kerap lebih terasa apabila kita sedang berada di luar negeri. Memandang Indonesia dari jauh memang lebih membangkitkan semangat kebersamaan sebagai bangsa. Dan rasa itulah yang menyelimuti perasaan masyarakat Indonesia, saat berkumpul pada Festival Indonesia, di Yoyogi Park, Tokyo, tanggal 9 dan 10 Juli 2011.
Kebanggaan menjadi Indonesia itu juga muncul karena selama dua hari, lapangan Yoyogi seolah berubah menjadi lautan Indonesia. Warga Indonesia, baik pejabat KBRI, BUMN, pelajar, pekerja Indonesia, ataupun masyarakat Indonesia lainnya di Jepang, tumpah ruah berkumpul bersama menjalin semangat keindonesiaan. Mereka membaur dengan masyarakat Jepang yang juga hadir karena ingin merasakan suasana Indonesia yang penuh keramahan dan dinamika.
Hal menarik dari Festival Indonesia 2011, yang diselenggarakan oleh KBRI Tokyo tersebut adalah karena festival dilakukan tak lama setelah bencana gempa bumi dan tsunami menimpa Jepang pada bulan Maret lalu. Oleh karena itu, festival kali ini memiliki tema khusus, yaitu kepedulian dan keprihatinan Indonesia pada korban bencana di Jepang.
Wujud kepedulian itu juga disampaikan dalam bentuk sumbangan masyarakat Indonesia pada korban bencana Jepang. Pihak Garuda Indonesia, yang diwakili oleh Faik Fahmi, Senior GM Garuda Indonesia di Tokyo, menyampaikan sumbangan dari program “Gambaro Nippon” dan diterima oleh yayasan Ashinaga yang bergerak di bidang kemanusiaan di Jepang.
Perhatian masyarakat Indonesia pada korban bencana alam di Jepang memang telah menyentuh perasaan warga Jepang. Banyak warga Jepang yang terharu melihat perhatian Indonesia pada mereka. Apalagi, Presiden RI menyempatkan hadir ke wilayah gempa beberapa pekan lalu. Jepang, semakin menyadari bahwa Indonesia adalah sahabat mereka, bukan hanya di kala senang, tapi juga di kala bencana.
Selain Sugawara-san, turut hadir pula Walikota Shinagawa, dan beberapa anggota Parlemen Jepang. Festival kali ini mendapat kehormatan juga karena ikut dibuka oleh Mrs. Fukuda, istri dari mantan PM Jepang Yasuo Fukuda, yang kini menjabat sebagai ketua Asosiasi Jepang Indonesia (JAPINDO).
Di Festival Indonesia 2011, aneka ragam kerajinan dan makanan Indonesia ditampilkan dengan menarik. Variasi sajian makanan Indonesia tersebar pada lebih dari dua puluh stand makanan. Hampir seluruh restoran Indonesia yang berada di kota Tokyo ikut berpartisipasi dalam Festival Indonesia ini. Mulai dari nasi goreng, sate ayam, soto padang, mie bakso, rendang, tempe mendoan, hingga lawar bali tersedia di sini. Masyarakat Jepang memang terkenal menggemari berbagai masakan Indonesia. Merekapun terlihat mengantri aneka hidangan yang tersedia di sana.
Perwakilan BUMN di Jepang, seperti BNI 46 dan Garuda Indonesia juga menyediakan stand untuk melayani masyarakat Indonesia maupun Jepang yang ingin bertransaksi perbankan, maupun berwisata ke Indonesia. Kedua stand tersebut penuh sesak oleh pengunjung yang ingin mendapatkan informasi.
Rushworth Kidder pernah mengatakan bahwa diplomasi politik dan ekonomi kerap memiliki perbedaan kepentingan antara dua negara. Namun diplomasi di bidang budaya sifatnya lebih “soft” dan mampu diterima oleh negara manapun. Festival Kesenian, Makanan, dan Kebudayaan adalah salah satu contoh upaya diplomasi budaya untuk mempererat persahabatan antar dua negara.
Dan di Festival Indonesia 2011 kemarin, Indonesia kembali hadir menampilkan keindahan dan keramahannya. Salam damai dari Tokyo.