Naik Kereta Cepat “Maut” di China

Kecelakaan Kereta Api di China / reuters

Malam hari, sebelum terjadi kecelakaan kereta cepat China Railway High-speed (CRH) di Zhejiang, Cina, saya berada di atas kereta jenis tersebut untuk jalur yang berbeda. Kereta CRH di Cina jurusan Nanjing-Shanghai yang saya tumpangi menembus kecepatan 300 km/jam. Kecepatan itu lebih tinggi dari kereta shinkansen di Jepang, yang hanya mencapai maksimum 280 km/jam.

Pagi harinya, saya baca di koran bahwa terjadi kecelakaan kereta api cepat Cina yang memakan korban meninggal hingga 43 orang dan lebih dari 200 orang luka parah. Saat berada di kereta tersebut, saya sempat ngobrol-ngobrol dengan rekan seperjalanan tentang faktor keselamatan kereta cepat di Cina tersebut. Hal itu penting mengingat kereta api cepat tentu memerlukan presisi yang sangat detil, bahkan hingga hitungan detik.

Pertanyaan saya muncul juga karena dalam satu bulan semenjak kereta cepat jalur Shanghai-Beijing diluncurkan, telah terjadi lebih dari tiga kali kecelakaan malfungsi “gagal jalan”, akibat kekurangan energi listrik.

131163200161388731Dan rupanya, masalah itu menjadi fatal pada tanggal 23 Juli 2011. Kecelakaan di Zhejiang terjadi saat kereta cepat CRH dengan seri D3115 (seri D adalah seri pertama kereta cepat Cina dengan kecepatan maksimum 200 km/jam) jurusan Hangzhou-Fuzhou kehilangan tenaga akibat terkena petir. Kereta inipun terhenti di atas jembatan. Sayangnya, saat kereta tersebut berhenti, tidak ada sinyal yang diberikan pada kereta cepat CRH D301 dalam jalur sama yang bergerak dari Beijing Selatan menuju Fuzhou. Tabrakan maut pun tak dapat dihindarkan.

Kecelakaan ini tentu patut disesalkan. Pemerintah Cina juga langsung mengambil langkah tegas dengan memecat tiga pejabat tinggi, yaitu dari perusahaan kereta api Shanghai, Sekretaris, serta Deputi Biro Partai Komunis Cina (PKC). Sementara itu, Sheng Guangzu, Menteri Perkeretaapian Cina, langsung meminta maaf pada rakyat Cina akan terjadinya kecelakaan tersebut.

Kecelakaan kereta api cepat di Zhejiang itu memang mencoreng wajah Cina, yang saat ini sedang memiliki ambisi besar dalam membangun infrastuktur kereta apinya. Cina kini telah memiliki 8000 km jalan kereta yang menghubungkan berbagai kota di Cina. Di tahun 2020, mereka akan mengembangkan hingga 25.000 km. Bahkan target ambisiusnya, jalan itu akan mencapai Thailand hingga Rusia.

Target yang sifatnya “grandiose” ini bukannya tanpa masalah dan kritik. Berbagai masalah muncul sejak awal, mulai dari korupsi di tingkat pejabat Cina, kurangnya perhatian pada faktor keamanan, serta besarnya anggaran yang digunakan untuk membangun proyek ini. Namun, pemerintah Cina nampaknya tetap maju dan menjalankan proyek kereta api tersebut.

Kereta cepat di China / photo Junanto

Korupsi menjadi masalah besar dalam pembangunan infrastruktur kereta api di Cina. Pada bulan Februari 2011 lalu, Menteri Kereta Api Liu Zhijun, dipecat dari jabatannya dengan tuduhan menerima hingga 1 miliar dolar AS (sumber: The Economist). Korupsi juga ditemukan di level pejabat lainnya di perusahaan perkeretaapian Cina. Hal yang mengkhawatirkan dari korupsi di kereta api tersebut adalah karena korupsi tersebut berdampak pada pengurangan unsur-unsur pengamanan yang menjadi prasyarat utama kereta api cepat.

Cina adalah negara pertama dan satu-satunya di dunia saat ini yang memiliki kereta api dengan kecepatan hingga 350 km/jam. Cina bahkan sudah memiliki kereta api dengan tekhnologi Maglev (Magnetic Levitation) yang menghubungkan Shanghai – Pudong yang berjarak 30km dalam waktu 7 menit. Maglev bahkan bisa mencapai kecepatan 450 km/jam.

Saat ini, Cina memang bisa membuat apa saja, mulai dari tusuk gigi hingga kereta api tercepat di dunia. Apa yang bisa anda bangun, maka Cina bisa membangunnya secara lebih baik. Itulah realita dari pertumbuhan ekonomi Cina saat ini. Namun, kecelakaan kereta api di Zhengjiang menjadi semacam lonceng pengingat bagi Cina. Pada akhirnya, unsur keselamatan perlu menjadi pertimbangan utama dalam membangun kredibilitas pembangunan. Salam dari Cina.

2 comments

  1. Selamat malam Pak, maaf saya mau menanyakan apakah dalam blog bapak ini ada artikel tentang anak-anak Jepang? karena kalau tidak salah saaya pernah menemukannya disini. Terimakasih banyak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *