Nge-Linkin Park di Tokyo

Linkin Park in Tokyo / photo Junanto

Sebelum mengadakan konser di Jakarta, grup musik rock asal Amerika Serikat, Linkin Park, tadi malam (11/9) mampir dulu di Tokyo. Sebagai seorang pecinta musik rock, saya dan beberapa kawan pecinta musik menyempatkan diri untuk datang menyaksikan konsernya.

Linkin Park mampir di Jepang dalam rangkaian tour mereka yang bertajuk “A Thousand Suns World Tour 2011”. Selain Tokyo, Linkin Park akan main juga di Yokohama, Nagoya, Osaka, sebelum kemudian lanjut ke Taipei dan Jakarta.

Konser Linkin Park tadi malam sungguh luar biasa. Grup yang beraliran nu metal, heavy rock, dan rap metal tersebut, terkenal dengan penampilannya yang energik dan dinamis. Vokalis Chester Bennington dan kelima anggota band Linkin Park seolah tak memiliki urat lelah. Saat saya berpikir mereka sudah kehabisan energi karena berteriak-teriak dan berjingrak ke segala arah, mereka justru bangkit lagi, semakin energik dan semakin kuat.

Dan di stadion Makuhari Messe, Chiba, Tokyo, semalam, Linkin Park berkali-kali menghentak dan menggedor para pecinta musik rock Jepang. Selama sekitar 100 menit, mereka membawakan 23 lagu–lagu terbaik yang diambil dari keempat album mereka, yaitu “The Hybrid Theory”, “Meteora”, “Minutes to Midnight”, dan “A Thousand Suns”.

Linkin Park menggebrak panggung dengan “The Requiem” dan “Faint” yang dibawakan dengan sangat dinamis. Penonton, yang sebagian besar anak muda Jepang, berjingkrak-jingkrak dalam keteraturan. Maklum, meski ini konser musik rock, anak muda Jepang sudah biasa hidup santun dan teratur. Jadi para penonton yang hadir semalam relatif rapi, bahkan loncat-loncatnyapun seragam. Tapi itulah ciri khas penonton musik rock di Jepang.

Kembali ke Linkin Park, setelah lagu pembukaan, mereka menghentak kembali penonton dengan deretan lagu-lagu seperti “Given Up”, “What I’ve Done”, “No More Sorrow”, “Waiting For The End”, “Numb”, dan “The Radiance”. Penampilan yang luar biasa dan jarang dilakukan adalah saat mereka membawakan lagu “Bleed It Out”, karena di pertengahan lagu, Mike Shinoda (gitaris dan vokalis) menyelipkan lagu “No Roads Left” yang merupakan lagu bonus track dari album “Minutes to Midnight”. Penggabungan lagu tersebut dalam satu komposisi jarang dilakukan oleh Linkin Park. Para penontonpun berteriak histeris.

Linkin Park memang terkenal sebagai grup band yang gemar bereksperimen. Musik mereka penuh dengan kreativitas, bukan hanya metal, tapi juga rock dan rap, dicampur dengan berbagai instrumen elektronik, yang menjadikan musiknya inovatif. Tak heran album mereka bisa laris jutaan copy. Album “A Thousand Suns” misalnya, telah terjual lebih dari 24 juta copy, dan lagu-lagunya bertengger selama berminggu-minggu di papan atas Billboard top 100. Pihak Billboard sendiri menyebutkan Linkin Park sebagai salah satu dari grup musik rock paling berpengaruh di dunia saat ini.

Dalam konser tadi malam, Linkin Park menyampaikan dukungan dan harapan pada Jepang agar tetap bangkit meski bencana tsunami menimpa mereka. Linkin Park juga mengungkapkan terima kasih pada penonton di Jepang yang tetap setia menyaksikan musik mereka. Pernyataan itu disampaikan oleh Mike Shinoda, yang kebetulan ayahnya adalah juga keturunan Jepang-Amerika. Shinoda menyampaikan hal tersebut dalam bahasa Jepang. Hal ini membuat penonton di Jepang turut terharu dan memberikan apresiasi berupa tepuk tangan yang panjang.

Konser Linkin Park di Tokyo adalah salah satu konser terbaik yang pernah saya saksikan. Penampilan, tata panggung, tata cahaya, akustik, termasuk berbagai fasilitas seperti ruangan, transportasi, dan keamanan, semuanya sempurna. Saya banyak melihat tas dan dompet bersembulan di antara penonton, tapi nampaknya tidak ada yang kehilangan barang (kecopetan) tadi malam.

Namun, saat sedang menikmati konser, saya terkejut saat mendengar kabar dari teman-teman di Jakarta yang mengatakan bahwa harga tiket Linkin Park di Jakarta mahal sekali. Kata mereka, yang paling murah sekitar Rp1,2 juta, bahkan ada yang mencapai Rp4 juta. Wah, padahal tiket di Jepang tidak semahal itu.

Tiket Linkin Park di Jepang hanya dijual satu kelas, yaitu Tipe Festival. Harganya pun 8500 Yen, atau sekitar Rp900 ribu, tidak lebih dari satu juta rupiah. Cara mendapatkannya pun mudah dengan membeli di berbagai convenience stores yang ada di kota Tokyo.

Untuk standar hidup di Jepang, harga tiket tersebut relatif murah. Saya tentu tidak paham kenapa tiket di Jakarta bisa lebih mahal. Namun perbandingan harga kedua tiket tersebut membuat saya berpikir, ternyata Tokyo kini bukan lagi kota termahal sedunia. Dengan berbagai kemudahan fasilitas, keamanan, dan pelayanan saat konser, harga tiket Linkin Park di Tokyo, jauh lebih murah.

Salam dari Tokyo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *