Mafia Nasi Goreng

Nasi Goreng Preman /photo junanto
Nasi Goreng Preman /photo junanto

Ada Mafia di Bandung! …. Ini satu pengalaman menarik dalam kunjungan saya ke Bandung beberapa waktu. Setelah lebih dari enam tahun saya tidak ke Bandung, banyak hal berubah di kota itu, khususnya peta kulinernya. Adalah mbak Stefanie Kurniadi dan Mbak Sarita Sutedja, kawan saya di media sosial yang mengenalkan saya pada  kedai milik mereka yang wajib dicoba. Nama kedainya, Nasi Goreng Mafia. Wah, mendengar namanya, saya pikir ini Nasi Goreng punya Mafia gitu. Tapi ternyata pemiliknya justru anak-anak muda yang baik hati. “Mas Iwan musti mampir, dan coba NasGor Mafia ya”, tulis mbak Stefani kepada saya.

Sebagai orang Indonesia, saya selalu suka nasi goreng. Menurut saya, nasi goreng adalah “national food” yang terkenal di mancanegara sejak dulu. Pengalaman saya bepergian ke berbagai negara, kalau masuk rumah makan Indonesia, maka menu yang pasti ada dan dikenal, adalah Nasi Goreng. Berbeda dengan restoran Thailand yang sudah terstruktur dalam urutan menu, mulai dari appetizer hingga desert, masakan Indonesia di luar negeri belum memiliki standar seperti itu. Akibatnya, orang asing kerap bingung memilih berderet menu Indonesia yang ada. Kalau sudah begini, maka Nasi Goreng menjadi favorit dan andalan. A must try menu in Indonesia Restaurant.

Saat tinggal di Tokyo beberapa waktu lalu, semua restoran Indonesia di sana juga menyajikan Nasi Goreng sebagai menu andalan. Kawan saya, Masaki-san, pemilik restoran Cabe di wilayah Meguro, mengklaim kalau nasi goreng cabe adalah yang terenak se-Jepang. Hehehe tentu saja dia subyektif. Karena di Tokyo banyak Nasi Goreng yang lain, mulai dari Wayang Bali, Warung Surabaya, dll. Ya, meski kesannya sederhana, nasi goreng sungguh sangat subtil dalam rasa. Sedikit saja perbedaan dan inovasi dalam bumbu, rasanya akan sangat berbeda.

Nah di sinilah nama Nasi Goreng MAFIA menjadi relevan. Konon kata MAFIA, berasal dari akronim MAsakan Favorit IndonesiA. Ya, memang tak salah. Dari pengalaman saya tadi, Nasi Goreng adalah makanan favorit, bukan hanya orang Indonesia, tapi juga warga asing. Keberadaan Nasi Goreng Mafia di Bandung memang relatif baru, atau berdiri sejak November 2013. Tapi perkembangannya sangat pesat.

 

Bersama Mas Sobar yang menjelaskan tentang Nasi Goreng Mafia
Bersama Mas Sobar yang menjelaskan tentang Nasi Goreng Mafia

Menurut mas Sobar, yang saya temui di sana, saat ini Nasi Goreng Mafia sudah punya enam gerai di Bandung, satu di Jakarta, dan Pekanbaru. Ke depan tentu masih akan terus berkembang apabila melihat animo penggemarnya Saya sungguh tercengang melihat warung kecil di Jalan Dipati Ukur Bandung itu yang luar biasa ramainya. Sebagian besar yang datang umumnya adalah anak muda atau mahasiswa.

Sebelum sampai ke rasa, keunikan Nasi Goreng Mafia terletak bagaimana mereka melakukan diferensiasi pada brand-nya. Banyak Nasi Goreng, tapi yang ini beda. Di mana bedanya? Saat pertama kali masuk warung, kita sudah melihat suasana yang unik tak terlupakan. Dinding warung diisi oleh komik-komik para mafia dari berbagai negeri. Ada Godfather, Yakuza, dan Triad. Menu yang ditawarkan juga seru, ada nasi goreng godfather, triad, yakuza, preman, dan berandal. Hal yang menarik, sebagaimana branding dari berbagai masakan di Indonesia, adalah tingkat kepedasan. Pedas seolah menjadi ciri kesukaan orang Indonesia. Makan apapun, kalau belum pakai cabe, rasanya belum sempurna. Nah, tingkat kepedasan Mafia ini juga dibuat berlapis, mulai dari menenangkan, menggoda, menyesakkan, merisaukan, menyesal, hingga mematikan.

Saya memesan Nasi Goreng Preman yang rasanya unik. Rasa rempah dan bumbunya sungguh luar biasa generous. Tentu saja kepedasannya tak akan terlupakan. Ini betul-betul makanan yang menyenangkan dan mengenyangkan. Soal harga juga tak mahal karena dibuat bersahabat dengan anak muda dan mahasiswa, atau sekitar 13 ribu hingga 15 ribu per porsi.

Pengalaman saya mencicipi banyak nasi goreng di dunia, Nasi Goreng Mafia ini salah satu yang rasanya tak terlupakan. Ngangenin. Ya, Nasi Goreng Indonesia memang ngangenin, tak heran kalau Wieteke Van Dort secara khusus membuat lagu untuk mengenang dan mengobati kerinduannya pada Nasi Goreng, Geef Mij Mar Nasi Goreng.

Selamat buat mbak Stef dan Sarita. Sukses selalu. Dan buat teman yg mau coba, hati2 kalau pilih menu dengan level “Mematikan”. Jangan sampai “mati” di-dor Mafia. Salam

Nasi Goreng Mafia
Nasi Goreng Mafia