Tak banyak grup band heavy metal yang bisa tetap nyaring di usia 30 tahun. Motley Crue adalah salah satunya. Bagi anak metal tahun 80-an, nama Motley Crue punya arti tersendiri. Grup “bad boy” ini memang pernah menguasai blantika musik cadas pada jamannya
Tapi Motley Crue belum surut ditelan zaman. Pekan ini, Motley Crue mampir ke Tokyo dalam rangkaian tournya yang bertajuk “Motley Crue 30th Anniversary Japan Tour 2011”. Tour ini memang diadakan untuk memperingati 30 tahun usia band tersebut. Motley Crue tampil di Zepp Tokyo, Odaiba, selama tiga hari, dari tanggal 3 hingga 5 Oktober 2011. Selain di Tokyo, mereka juga tampil di Nagoya dan Osaka.
Sebagai mantan anak metal 80-an, saya menyempatkan diri untuk menyaksikan penampilan Tommy Lee dan kawan-kawan dalam tour di Tokyo tersebut. Dan aksi mereka malam tadi, sungguh luar biasa. Meski para pemainnya sudah gaek, atau berusia lebih dari 50 tahun, Motley Crue masih mampu membius dan menyentak para penggemarnya.
Motley Crue memang terkenal sebagai grup “bad boy” di kancah heavy metal. Para anggotanya kerap terlibat obat-obatan, masalah seks, dan kekerasan. Pemain drum Tommy Lee, yang juga mantan suami dari artis dan bintang majalah Playboy, Pamela Anderson, berulang kali terlibat masalah hukum dan keluar masuk penjara.
Oleh karenanya, konser mereka kerap dikategorikan “rated R” untuk kata-kata kasar, simbol-simbol seksual, dan aksi yang keras. Dan malam itu, saat tirai diangkat, asap panggung dihembuskan, dan kilau lampu dinyalakan, vokalis Vince Neil, gitaris Mick Mars, basis Nikki Sixx, dan drummer flamboyan Tommy Lee, menggebrak penonton dengan lagu “Wild Side”. Motley Crue beraksi membawakan sekitar 17 lagu selama kurang lebih 90 menit.
Tarikan vokal Vince Neil disambut teriakan histeris para penonton di Zepp Tokyo, yang sempit dan berdesakan. Raungan gitar Mick Mars dan gebukan drum Tommy Lee, memekakkan telinga dan menjadikan ruang Zepp Tokyo berdentam-dentam dalam gelora. Seluruh penonton berdiri, berlompat, mengangkat tangan, dan “membanting-banting” kepala dengan gaya “headbanger”.
Melihat energi Vince Neil dan kawan-kawan, saya sungguh tidak menyangka ini adalah konser memperingati 30 tahun usia mereka. Tidak terlihat sedikitpun bahwa mereka adalah para rocker gaek. Energi, konsistensi, dan ketahanan fisik mereka sungguh luar biasa.
Dari lagi “Wild Side, Motley Crue terus menggebrak dengan lagu-lagu hit mereka dari album-album lawasnya seperti Theatre of Pain, Shout at The Devil, Girls Girls Girls, dan Dr Feelgood.Meluncurlah lagu Looks That Kill, Primal Scream, Too Young to Fall in Love, Smoking in The Boys Room, Girls Girls Girls, dan tentu tidak ketinggalan lagu balad Home Sweet Home.
Di tengah konser, Vince Neil menyampaikan bahwa hari itu adalah juga hari ulang tahun drummer Tommy Lee. Beberapa anak muda Jepangpun naik ke panggung membawa kue ulang tahun, dan lagu “Happy Birthday” dinyanyikan bersama-sama dalam suasana rock.
Penampilan terbaik dan paling mengesankan malam itu adalah saat Tommy Lee melakukan aksi “Solo Drum”. Inilah momen yang paling unik dan tak akan dilupakan para penggemar Motley Crue. Drum Tommy Lee berputar vertikal ke atas membentuk lingkaran 360 derajat. Aksi ini terkenal dengan nama “360 vertical drum rollercoaster drum solo”.
Tommy Lee dan drum setnya berputar ke atas, sambil ia terus menggebuk drumnya. Aksi ini bukan semata menunjukkan kemampuan Tommy Lee memainkan drum, tapi juga soal ketahanan fisik. Saat berputar, Tommy Lee tetap konsisten dan stabil menggebuk drumnya. Mungkin tak banyak orang yang bisa berada dalam posisi terbalik, dengan kepala di bawah, namun masih menggebuk drum dengan ritme yang stabil. Ketahanan fisik dan stamina sangat dibutuhkan di sana.
Untuk menambah sensasi dari aksi tersebut, Tommy Lee mengajak satu penonton untuk duduk di belakangnya, dan merasakan aksi berputar sambil menggebuk drum. Para penonton berteriak histeris menyaksikan aksi tersebut.
Dari sisi musik dan penampilan, Motley Crue tampil luar biasa semalam. Vokal Vince Neil tetap solid dan renyah. Ia pun mampu berkomunikasi sangat baik dengan para penonton.
Sementara permainan gitar Mick Mars dan bass dari Nikki Sixx mencabik-cabik telinga para penggemarnya. Aksi panggung, sound system, dan tata lampu juga memukau dan menghebohkan. Seluruh penonton tersengat dalam gairah aksi, penampilan, dan lagu lagu yang dibawakan Motley Crue. Namun ada satu peringatan bagi para penonton yang berdiri di sekitar panggung. Bersiap-siaplah disiram air, cat, cipratan api, karena Motley Crue berulang kali melempar berbagai benda itu ke arah mereka.
Satu hal lain yang menarik adalah banyaknya anak-anak muda yang menjadi penggemar Motley Crue di Jepang. Semula saya berpikir bahwa yang datang hanya mantan anak metal 80-an seperti saya. Namun saya salah. Justru banyak dari penonton yang datang adalah anak-anak muda di usia sekitar 20 tahunan.
Vince Neil sendiri sempat kaget melihat banyaknya generasi muda di konser Motley kali ini. Ia berujar,”Saat kami pertama kali konser di Tokyo 30 tahun lalu, kalian-kalian ini belum lahir!” yang disambut histeris oleh anak-anak muda tersebut.
Malam itu, Motley Crue tampil memukau di Tokyo.
Bagi anak muda, penampilannya menyengat dan membangkitkan semangat. Sementara bagi mantan anak metal 80-an, penampilannya menghibur dan membangkitkan kenangan masa muda. Sayang sekali Motley Crue batal tampil di Jakarta.
Salam dari Tokyo.