I will come to Beppu again.
My life comes back.
Thru the warm hot-spring and warm hospitality.
Warm hot-spring, mild human hearts.
I will come to Beppu again.
Paul Claudel. – French ambassador
Paul Cladel, Duta Besar Perancis di Jepang pada abad ke-18 telah membuat catatan tentang indahnya kota Beppu. Sebuah kota kecil yang berjarak sekitar 1000 kilometer dari kota Tokyo. Berhadapan dengan teluk dan dilatarbelakangi oleh pegunungan, menjadikan Beppu kota yang cantik. Di bawah tanah kota Beppu, juga tersimpan kekayaan air panas alami yang besar. Beppu memang terkenal sebagai satu dari sepuluh wilayah yang memiliki air panas vulkanik terbaik dunia. Orang Jepang punya kesukaan melakukan onsen (berendam air panas). Dan Beppu, menjadi salah satu kota favorit di Jepang untuk melakukan onsen.
Tahun 2010 lalu, saya berkesempatan ikut dalam rombongan Duta Besar RI untuk Jepang, Prof. Yusuf Anwar, untuk mengunjungi kota Beppu dalam sebuah perjalanan dinas. Setelah melakukan kuliah umum di APU University, pak Dubes mengajak kami untuk sebentar berkeliling kota. Pak Yusuf Anwar memang terkenal jagoan kalau soal makan dan jalan. Sore itu, kami diajak melihat neraka-neraka di Beppu, sebelum mencicipi makanan khas Beppu.
Kota Beppu memang terkenal dengan nerakanya. Yang dimaksud dengan neraka di Beppu pada dasarnya adalah kolam air panas yang mengeluarkan gelembung mendidih dan mengepulkan asap tebal, serta bau sulfur yang anyir. Saking panasnya air dan hawa di sekitarnya, maka disebutlah kolam itu dengan istilah neraka. Neraka, yang dalam bahasa Jepang disebut Jigoku, memiliki warna air yang bermacam-macam. Ada yang biru laut, hijau, putih, dan merah bata.
Nama-nama neraka itu antara lain, Kinryu Jigoku (Golden Dragon Hell), Shiraike Jigoku (White Pond Hell), Kamado Jigoku (Oven Hell), Oniyama Jigoku (Devil’s Mountain Hell), Tatsumaki Jigoku (Water-spout Hell) and Hon Bozu Jigoku (Monk’s Hell), dan Umi-Jigoku.
Kami mengunjungi Umi-Jigoku, atau neraka lautan. Warna airnya persis seperti warna lautan yang bernuansa cobalt bule, biru-biru kehijauan. Kolam di Umi Jigoku ini muncul setelah letusan gunung berapi sekitar 1200 tahun lalu. Di Umi Jigoku ini, kita dapat melihat dan mengelilingi kolam air panas yang mendidih dan berbuih. Tapi jangan-coba-coba memasukkan kaki atau berendam di kolam ini. Dijamin anda akan terpanggang matang.
Masing-masing neraka di Beppu memiliki “setan”nya sendiri-sendiri yang dibuat dalam bentuk patung–patung (Beppu Devil). Mereka dipercaya sebagai penjaga kolam air panas tersebut. Banyak souvenir patung setan yang dijual di sekitar Beppu Jigoku.
Usai mengunjungi neraka, kita mencicipi sajian khas Beppu. Makanan yang terkenal adalah telur setengah matang (onsen tamago), dan Puding Telor. Kalau cuma makan telur setengah matang sih bisa di mana saja. Lantas apa yang istimewa dari telur setengah matang Beppu? Bukan telurnya, tapi bagaimana proses pembuatannya, dan khasiatnya.
Telur dan pudding di Beppu bukan direbus di tungku masak, melainkan langsung dicelupkan ke dalam kolam vulkanik yang mendidih tadi. Telor dibiarkan terebus dalam kawah sehingga aroma vulkanik merembes dan terdifusi ke dalam elemen terdalamnya. Aromanya pun menjadi unik. Rasa magnesium, sulfur, natrium, anyir sulfur merasuk ke dalam putih dan kuning telornya. Cicipi satu telur setengah matang, hirup baunya. Waaaah, nikmat. Coba juga pudingnya yang mematangkannya di-steam dengan uap vulkanik. Hmm, lembut dan terasa aroma vulkaniknya.
Tapi bukan soal kenikmatan yang penting, melainkan soal khasiat. Karena proses pembuatan dan kandungan gizinya, masyarakat Beppu meyakini bahwa sebutir telur setengah matang Beppu dapat menambah muda usia kita sebanyak 6 tahun. Nah, ini yang menarik.
Jadi, di Beppu, saya mencicipi dua telor setengah matang. Pagi harinya, memang benar, rasanya jadi 12 tahun lebih muda. Anda tidak percaya? Silakan mencoba telor setengah matang di Beppu.. hehehe…
Salam telur setengah matang