Mie adalah makanan pokok kedua masyarakat Jepang. Makanan pokok mereka yang pertama adalah nasi. Di kota Tokyo, kita akan menemukan berbagai warung mie bertebaran pada hampir setiap stasiun atau tempat keramaian.
Ada tiga kelompok mie di Jepang, yaitu soba, ramen, dan udon. Soba dibuat dari gandum, dan yang lainnya dibuat dari terigu. Saat pertama kali mengunjungi Tokyo beberapa tahun lalu, saya diajak seorang kawan mencicipi zaru soba atau sumitai soba. Ini adalah jenis soba dingin, dan terus terang saya saat itu tidak begitu menyukainya. Rasanya hambar dan minimal. Soba, yang dibuat dari gandum, berwarna agak hitam kehijauan. Hai ini karena dalam pembuatannya juga dicampur dengan teh hijau. Zaru Soba disajikan dingin disertai dengan rajangan daun bawang dan nori (rumput laut kering). Cara memakannya adalah memasukkan soba ke dalam saus kecap atau kaldu. Untuk para pemula, zaru soba memang hampir tak ada rasanya.
Tapi itu dulu, sekarang saya justru menggilai zaru soba. Di balik keminimalan rasanya, zaru soba menyimpan kenikmatan yang sulit digambarkan. Dinginnya soba, dalam celupan saus dan kaldu, mampu membuat anda merasakan damai di dalam langit-langit mulut. Luar biasa. Sebagai hidangan, zaru soba kerap didampingi aneka gorengan, seperti tempura misalnya. Atau kalau mengikuti orang Jepang, mereka sangat suka dengan telur mentah. Orang Jepang menyebutnya dengan tsukimi (memandang bulan) karena saat telur mentah dipecahkan di atas mie, tampak seperti bulan bundar.
Zaru sendiri sebenarnya memiliki arti baki, sejenis keranjang kecil dari anyaman bambu. Sementara sumitai artinya dingin. Jadi disebut sumitai soba karena sobanya dingin, dan disebut zaru soba karena disajikan di dalam baki, sementara kuahnya terpisah dalam mangkok kecil. Oh ya, hati-hati menyebut mangkok di Jepang. Menurut teman-teman, itu berarti alat kelamin perempuan.
Kalau tidak suka dengan soba dingin, anda boleh coba soba panas, atau hot-to soba. Di stasiun Akihabara ada satu warung soba panas yang saya suka. Rasanya nikmat dan hangat dimakan pada musim dingin. Didampingi aneka gorengan, waduh, rasanya menendang langit.
Selain soba, coba juga Udon. Mie ini terbuat dari terigu dan pada umumnya berbentuk besar-besar. Udon biasanya dihidangkan dengan pilihan aneka lauk, misalnya tempura, yang terdiri dari gorengan ikan, udang, ubi, dan sayur. Warung Udon di Tokyo disebut dengan Udon-ya. Teman-teman kantor kerap mengajak saya makan siang ke Udon-ya terkenal di daerah Ginza. Lokasinya di basement sebuah gedung perkantoran. Alamaaak…. Ini betul-betul Udon terlezat yang pernah saya coba. Ueeenaak tenan …. dan yang penting, harganya juga murah. Kalau ke sana pada jam makan siang, anda akan melihat antrian yang sangat panjang. Para pekerja kantoran dan eksekutif di seputar kawasan Ginza memang terkenal menggandrungi kelezatan Udon di warung ini.
Hal yang unik dari warung udon di Ginza itu adalah kita juga bisa melihat cara pembuatan udon, mulai dari pembuatan adonan dari terigu, hingga proses merebus, dan penyajian udon di hadapan kita. Melihat keseluruhan proses itu, tentu dapat dijamin kan kesegaran rasanya. Pilihan gorengannya juga beragam dan nikmat.
Selain Soba dan Udon, mie lain yang juga populer di Jepang adalah Ramen. Mie ini sebenarnya bukan khas dari Jepang melainkan persis sama seperti mie di daerah China. Puluhan warung ramen kuah tersebar di berbagai tempat di kota Tokyo. Tapi, hati-hati kalau memesan Ramen. Hampir semua ramen di Jepang mengandung babi. Kalau tidak dagingnya, ya kuahnya. Kalau memesan ramen harus jelas dagingnya apa, dan kuahnya apa. Bisa jadi dagingnya ayam, tapi kuahnya babi. Apabila kamu seorang muslim yang ingin menghindari hal-hal yang meragukan (syubhat), sebaiknya tidak mencoba Ramen.
Ingin coba aneka ragam mie Jepang? Yuuk mari …
sebetulnya saya pingin tahu gimana cara buatnya. seperti mas, saya juga kepincut dengan udon yang lezat itu setelah nyoba di Tokyo koq enak banget… salam
Oh, jadi sekarang saya tau apa saja perbedaan soba, udon, dan ramen. Ternyata soba itu mengandung teh hijau (saya baru tau). Lalu udon juga berbentuk besar-besar si diameter mie-nya. Dan kemudian kalau ramen saya sudah kenal sejak lama. Ingin rasanya mencoba soba dan udon itu, seperti apa ya rasanya kira-kira jika varian lain yang tidak ditampilkan di artikel ini? Terimakasih sudah sharing tentang perbedaan ketiganya! Sedikit mengedukasi saya yang awam tentang mie jepang 🙂
saya pernah diajak makan udon sama teman di kota pekanbaru, wawwww saya kaget saat melihat porsi semangkoknya segitu, tapi overall rasanya tidak mengecewakan kok