Soba “Terenak” Sedunia

Yabu Soba Kanda, Warung Soba Tertua di Tokyo / photo junanto

Bagi para pecinta soba, mencicipi langsung soba di Jepang adalah sebuah pencapaian. Sejujurnya, hampir semua soba di Jepang itu enak banget. Baik itu soba kelas restoran, warung, atau bahkan soba kaki lima, punya tingkat kelezatan masing-masing.  Bahkan warung soba kaki lima di depan stasiun Meguro saja, menurut saya enaknya selangit. Kita makan soba sambil berdiri dan dilayani nenek tua pemilik warung itu.

Setiap kelezatan pasti punya karakter dan kelebihannya masing-masing. Begitu pula dengan soba. Beberapa waktu lalu, saya diajak teman saya, Masae-san, untuk mencicipi soba “terenak sedunia”. Bukan hanya terenak, tapi yang pasti, warung soba yang akan kita tuju adalah warung soba tertua di Tokyo.

Kita pergi ke daerah Kanda. Di sana ada satu warung Soba bernama Yabu Soba. Warung itu berbentuk rumah tua dan telah menjual soba sejak tahun 1880, atau sejak Periode Edo. Jaman dulu, para samurai dan penguasa Edo secara rutin makan di warung ini.

Terus terang saya harus bilang “wow” saat masuk ke Yabu Soba. Suasana khas Jepang masa lalu masih tercermin di sana. Ada pilihan tempat duduk dan juga tatami atau duduk bersila ala Jepang. Suasana, yang menurut saya, Jepang banget.

Soba di warung ini dibuat dari gandum terbaik, dan menggunakan air yang berasal dari mata air pilihan. Ketepatan pilihan adonan, ketekunan mengiris soba, dan tentu air yang digunakan, menjadi elemen terpenting dalam menentukan tekstur dari soba.

Saya memesan Nameko Soba, atau soba kuah hangat jamur. Sementara Masae-san memesan soba dingin atau sumetai soba. Hmmm, aroma dari soba hangat jamur sangat harum membuat liur saya bergejolak. Saya suka sekali dengan jamur. Oleh karenanya, perpaduan jamur dan soba akan terasa dahsyat.

Nameko Soba, Soba Kuah dengan Jamur / photo junanto
Soba Dingin yang sederhana / photo junanto

Dan, memang tak salah. Ini adalah soba dengan sensasi terenak sedunia. Kualitas dan tekstur sobanya kelas wahid, kuahnya ciamik, dan perpaduan rasanya pas. Jamurnya juga memiliki kekenyalan yang pas. Tidak terlalu “mushy” tapi juga tidak terlalu kenyal atau keras.

Sementara untuk soba dingin, rasanya tak kalah enak. Menurut Masae-san, itu adalah salah satu soba dingin terlezat yang pernah dicoba. Buat banyak orang, terutama orang Indonesia yang doyan bumbu pedas, makan soba dingin terasa aneh. Awalnya saya juga tidak begitu suka karena rasanya “anyep”. Ya, soba dingin memang tidak ada rasanya, ia dicelup ke shoyu dingin, lalu dimakan begitu saja. Di akhir menu kita bisa mereguk kuah hangat sisa rendaman sobanya. Itupun tanpa rasa. Tapi lama kelamaan, saya bisa merasakan sensasi dari kesederhanaan soba dingin. Dan tentu, lezatnya gak keruan.

Satu lagi hal unik dari warung Yabu Soba adalah proses pemesanannya. Seorang ibu tua duduk di ujung ruangan menerima semua pesanan. Ia lalu mendendangkan pesanannya dalam lantunan lagu Jepang. Para juru masak di dapur yang mendengarkan membuat sesuai lantunan lagu sang ibu.

Hebatnya, ibu ini memperhatikan satu persatu meja di warung itu. Ia menghafal betul urutan pesanan, dan jenis makanan yang dipesan setiap meja. Kalau ada yang memesan appetizer, ia tunggu hingga menjelang habis, baru ia melantunkan pesanan selanjutnya agar tidak ada jeda terlalu lama dalam menunggu makanan.

Saya sempat ngobrol-ngobrol dengan sang Ibu. Ia berkata bahwa telah bekerja di warung ini selama dua puluh tahun. Baginya, menyanyikan pesanan adalah meneruskan sebuah tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun di warung itu. Wow.

Soba, memang merupakan salah satu makanan favorit orang Jepang. Tapi ia bukan sekedar mie belaka, melainkan memiliki makna filosofis yang dalam. Pada setiap perayaan, seperti tahun baru atau upacara pindah rumah, orang Jepang selalu menyertakan soba. Bagi mereka, soba melambangkan kesuksesan, panjang umur, panjang rezeki.

Oleh karena itu, kalau mampir ke Tokyo, jangan lupa untuk mencicipi soba ya. Kalau ada waktu juga, mampirlah ke warung soba tertua di Tokyo ini, dan tentu “terenak sedunia”.

Salam Soba.

Bersama Ibu Soba, Pelantun Pesanan

2 comments

    1. Insya Allah kalau kuah soba menggunakan ikan. Di warung ini juga tidak menjual babi setahu saya. Namun perlu dicatat kalau beberapa menu dominan menggunakan “mirin”. Apabila tidak bisa ada campuran mirin, mungkin perlu ditanyakan dulu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *