Salah Kamar di Mongolia

Blue Sky Hotel, salah satu hotel berkelas di Ulaanbaatar / photo junanto

Satu hal yang paling saya suka dari bepergian ke berbagai tempat adalah pertemuan dengan berbagai kawan baru. Di Ulaanbaatar, Mongolia, kemarin saya berkenalan dengan Rachel, seorang wanita muda Inggris yang tinggal di Hong Kong. Rachel bekerja sebagai pengacara dan kebetulan sedang memiliki urusan pekerjaan di Ulaanbaatar.

Tapi yang menarik adalah momen awal saat kita berkenalan. Pengalaman itu cukup lucu dan rasanya tidak akan kita lupakan. Awal cerita bermula saat saya baru mendarat di bandara Chinggis Khan, Ulaanbaatar, pukul 23.00 malam. Setelah melalui proses imigrasi dan menunggu bagasi, saya langsung menuju hotel. Di lobby hotel, saya check in sekitar pukul 00.30 dini hari.

Petugas resepsionis memberi saya kunci kamar nomor 1707. Kamar berada di lantai 17. Karena mengantuk, saya buru-buru membuka kamar 1707, dan masuk ke dalamnya. Tapi, ternyata di dalam sudah ada seorang wanita bule. Ia juga baru masuk kamar dan sedang membongkar kopernya. Saya kaget, dan wanita itupun tak kurang kagetnya.

Sambil menutupi kaget, ia berkata, “Wow, we have the same room”. Masih bengong, saya hanya bisa bilang, “Well, It seem it is, my key is for 1707”.

Wanita itu bilang lagi, “Yes, this is 1707, but my room is also 1707. Then one of us must not be in 1707”. Saya mengangguk dan membenarkan. Gak mungkin lah kita berada di kamar yang sama, wong gak pesan sharing room. Lagian masa sama bule gak kenal begini. Haduh, dalam kondisi capek dan mengantuk seperti ini, gak mungkin kan debat soal kamar.

Untungnya wanita itu sangat ramah. Ia memperkenalkan dirinya bernama Rachel, dan mengajak kita berdua sama-sama turun ke bawah untuk melapor. Saya sudah diingatkan pula oleh beberapa kawan kalau di Mongolia itu masalah pelayanan hotel atau restoran kerap belum optimal, kadang mengecewakan.

Di resepsionis, betul juga. Saya disalahkan oleh petugas. Katanya yang salah itu saya, karena kunci kamar itu bukan 1707, melainkan 1717. “Halah mbak, kalau kunci ini 1717, lalu kenapa bisa dipakai buka 1707?”, tanya saya. Rachel pun membela saya, kalau bukan kamarnya, kenapa bisa buka kamar dia. Akhirnya, resepsionis mengalah dan memberikan saya kamar baru. Urusan kamarpun beres, saya di kamar 1717 dan Rachel di  kamar 1707. Kita satu lantai di hotel itu.

Insiden salah kamar kemudian menjadikan kita berteman. Siapa sangka pula kalau kita sama-sama alumni Universitas Leeds di Inggris. Saya di jurusan ekonomi, Rachel di jurusan Hukum. Tahun kuliah kitapun bertaut tak lama (long long time ago). Kita sempat bersama basa basi tentang masa kuliah di Leeds dengan berbagai pernak perniknya, termasuk  masa kejayaan tim sepak bola Leeds United yang kini sudah terpental dari Liga Premier.

Beberapa kali pula kita bertemu di hotel, baik saat sarapan maupun saat menunggu lift. Kitapun berbasa basi dan ngobrol bareng tentang berbagai hal. Menariknya lagi, saat pulang dari Ulaanbaatar, kita naik satu pesawat yang sama menuju Beijing. Kita bertemu lagi secara tidak sengaja di airport Chinggis Khan.

Minum teh bersama Rachel, kawan baru dari insiden salah kamar.

Rachel mengajak saya menunggu sambil minum teh di salah satu kafe. Tipikal orang Inggris, sukanya minum teh, bukan kopi. Ia bercerita kalau ingin mampir dulu di Beijing, sebelum ke Hong Kong. Di Beijing, ibu mertuanya tinggal. Sementara saya  akan transit satu malam di Beijing, sebelum lanjut penerbangan ke Tokyo. Kitapun banyak berdiskusi selama perjalanan, dan berjanji untuk saling berhubungan di waktu-waktu ke depan.

Bertemu dengan banyak orang dan kawan baru adalah hal paling menarik dari sebuah perjalanan. Kita bisa bertemu dengan aneka ragam orang dari aneka ragam latar belakang ilmu dan suku bangsa. Dengan bertemu banyak orang, pikiran kita bertambah luas, ilmu meningkat, dan yang terpenting pertemanan atau jejaring bertambah. Namun, perkenalan yang diawali dengan salah kamar, baru pertama ini saya alami.

Teman-teman punya pengalaman unik saat pertama bertemu dengan seorang kawan?

Salam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *