Rindu Kambing di Tokyo

Kambing on the Grill / junanto

Salah satu makanan favorit saya adalah kambing. Sayangnya, sejak saya tinggal di Tokyo, saya kesulitan mencari daging kambing. Jangankan sate atau gulai kambing, mencari dagingnya di supermarket saja tak mudah. Daging kambing memang bukan makanan favorit orang Jepang. Mungkin mereka kurang suka dengan bau “prengus”nya (yang sebenernya justru bikin kangen itu). Mungkin juga mereka khawatir dengan kandungan kolesterolnya.

Sebenarnya bukan berarti di Jepang tidak ada restoran yang menyajikan kambing. Di Sapporo, ibu kota Hokkaido, saya pernah mencicipi barbeque kambing yang amat lezat. Masyarakat Hokkaido memang gemar makan kambing. Kebiasaan ini mungkin terkait dengan letak geografisnya di wilayah utara Jepang yang terkenal dingin. Salah satu restoran yang terkenal di Sapporo bernama Gengis Khan. Orang Jepang melafalkan restoran Gengis Khan dengan nama Jingisukan (ジンギスカン). Dinamakan demikian, karena bentuk grill untuk memanggang daging kambingnya dipercaya mirip bentuk helm pasukan Genghis Khan dari Mongolia ratusan tahun lalu.

Sementara di Tokyo, tak mudah menemukan restoran yang menyajikan daging kambing sebagai menu utamanya. Meski demikian, restoran itu bukan berarti tak ada. Di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan. Di mana cinta sejati pada kambing ada, pasti ada jalan menuju kambing.

Saya mencoba berkeliling di wilayah Shibuya atau Oimachi. Di sana ada beberapa restoran yang menyediakan yakiniku, barbeque, ataupun shabu-shabu kambing. Di Shibuya, dekat stasiun kereta Shibuya, ada satu restoran Mongolia yang menyajikan menu makan malam shabu-shabu daging kambing. Sayangnya, kambing hanya disajikan pada malam hari. Sementara itu, di daerah Oimachi, tak jauh dari pintu keluar barat Stasiun Oimachi, ada satu restoran yang juga menyajikan BBQ kambing. Namanya persis dengan yang ada di Sapporo, yaitu Gengis Khan.

Di restoran itu, daging kambing disajikan dalam irisan-irisan tipis yang menggoda liur. Irisan tersebut dipanggang pada grill yang diletakkan di tengah meja makan. Selain daging, umumnya disajikan pula aneka ragam jenis sayur, seperti irisan labu, kol, tauge, dan kentang. Sayur-mayur khas Jepang ini dipanggang terlebih dahulu, kemudian irisan daging kambing diletakkan di atasnya.

Aroma khas kambing yang terpanggang bercampur dengan uap dari aneka sayur, menebar harum yang luar biasa. Daging kambing yang masih segar itu mengeluarkan “juice” saat dipanggang. Hmmm… kelembutan serat-seratnya begitu succulent, lembut, dan tentu, lezat. Selain daging kambing, di Gengis Khan anda juga dapat meminta sosis daging kambing. Pangganglah bersama daging dan sayuran. Rasanya tak kalah nikmat dan lezat.

Sungguh bagai tombo (obat) kangen bagi kita yang ingin mencicipi kambing. Dari berbagai literatur, daging kambing juga lebih sehat loh dari daging sapi. Oleh karenanya, makan kambing tidaklah “dosa-dosa” banget hehehe….

Selamat makan kambing. Mbeeek… mbeeek….

 

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *