Masih adakah kesetiaan di kota besar seperti Jakarta dan Tokyo? Di abad modern ini, makna kata setia seolah memudar terhempas godaan. Sebagaimana sajak Chairil Anwar dulu, “Cinta adalah bahaya yang lekas pudar….. Aku seperti juga kamu, semua lekas berlalu. Aku dan Tuti + Greet + Amoi… hati terlantar….”
Cinta memang lekas pudar. Oleh karenanya, kesetiaan menjadi kata keramat. Di stasiun kereta Shibuya, Tokyo, makna kesetiaan diabadikan pada sebuah patung anjing yang bernama Hachiko. Kisah Hachiko ini kembali populer dan terkenal saat film Hollywood berjudul Hachiko, yang dibintangi oleh aktor terkenal Richard Gere, diputar pada tahun 2010 lalu. Hampir setiap teman yang mampir ke Tokyo, selalu bertanya ataupun minta diantar ke tempat asli Hachiko menanti majikannya, yaitu stasiun Shibuya.
Ya, cerita asli Hachiko memang berasal dari Jepang. Menurut cerita, di tahun 1924, Hachiko adalah seekor anjing yang dimiliki oleh Professor Huidesaburo Ueno, seorang professor pertanian di Universitas Tokyo. Semasa hidupnya, Hachiko selalu mengantar Profesor Ueno ke kantor dan menyambutnya setiap sore di Stasiun Shibuya. Hal ini berlangsung beberapa lama. Sampai dengan suatu hari di bulan Mei 1925, Profesor Ueno tidak kembali dengan kereta di sore hari. Siang itu, di Universitas Tokyo, ia terkena serangan stroke dan meninggal pada hari itu juga. Ia tak pernah kembali ke stasiun Shibuya, tempat di mana Hachiko menantinya.
Dan sore itu, Hachiko menanti di stasiun Shibuya hingga orang terakhir keluar dari kereta api. Ia tak pernah menemukan tuannya lagi. Tak putus asa, keesokan harinya, Hachiko kembali lagi ke stasiun dan menunggu sang tuan. Hari demi hari berlalu, Hachiko kembali dan kembali menunggu sang tuan di pintu stasiun Shibuya. Beberapa penumpang kereta memperhatikannya. Hachikopun mulai menarik perhatian mereka. Hachiko diajak bermain serta diberikan makanan selama ia menunggu sang tuan. Masa penantian itu berlangsung terus hingga 10 tahun, sampai Hachiko menjemput kematiannya sendiri.
Guna mengenang kesetiaan Hachiko, masyarakat Jepang membangun patung perunggu Hachiko pada bulan April 1934. Kalau kita naik kereta dan turun di stasiun Shibuya, salah satu pintu keluarnya dinamakan Hachiko Exit, atau Hachiko-guchi dalam bahasa Jepang. Menurut cerita seorang kawan, setiap tahun, pada tanggal 8 April selalu diadakan upacara mengenang kesetiaan Hachiko di patung tersebut. Kisah kesetiaan anjing memang banyak dikenang dalam berbagai cerita. Bahkan di Kitab Suci pun dikenal kisah Shahibul Kahfi, tentang para pemuda dan seekor anjing yang setia. Kalau ada binatang yang masuk surga, binatang itu adalah anjing karena kesetiaannya yang melebihi manusia.
Kini, patung Hachiko juga menjadi tempat kumpul anak muda Jepang. Katanya, kalau kita melihat seorang wanita sedang sendirian di bawah patung Hachiko, berarti dia sedang mencari pasangan. Mungkin ia berharap dapat menemukan pasangan yang setia di sana karena aura dari spirit Hachiko. Sore itu, saya melihat beberapa gadis Jepang sedang duduk sendiri-sendiri di bawah patung Hachiko. Mereka muda dan cantik-cantik. Sungguh menggoda memang.
Tapi, cukuplah bagi saya sekedar memandang anak-anak muda itu di sana hehehe….. Salam.