Gubernur Bank Sentral SEACEN Perkuat Kerjasama Regional

Gubernur BI bersama Gubernur BNM dan BoK / photo Junanto

Kemarin (13/2), saya baru saja mendampingi Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, menghadiri Sidang SEACEN. Berikut catatan saya dari sidang tersebut.

Menghadapi terus lesunya perekonomian global, bank sentral negara-negara anggota South East Asian Central Bank (SEACEN) perlu terus memperkuat kerjasama keuangan dan membangun garis-garis pertahanan untuk mengantisipasi berlanjutnya krisis global.  Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Bank of Korea, Choongsoo Kim, saat membuka Sidang ke-31 Gubernur Bank Sentral SEACEN, yang berlangsung di Seoul, 13-14 Februari 2012.

Sidang yang juga dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, membahas berbagai isu, terutama terkait dengan peranan kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan dalam menghadapi risiko pelemahan ekonomi global yang berkepanjangan.

Krisis ekonomi yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat masih belum menunjukkan tanda penyelesaian. Menghadapi dampak krisis tersebut, perekonomian Asia perlu menyiapkan diri, karena ekonomi Asia tidak sepenuhnya kebal terhadap krisis global. Krisis, akan merambat ke Asia melalui jalur perdagangan (trade channel), jalur keuangan (financial channel), dan deleveraging, atau pelepasan asset dan utang dari investor Eropa di Asia. Ketiga hal itu pada gilirannya akan menyebabkan tekanan bagi pasar Asia.

Ada dua hal yang dapat dilakukan oleh para pengambil kebijakan di Asia. Pertama, melakukan harmonisasi kebijakan moneter dengan kebijakan makro-prudensial. Dan kedua, memperkuat kerjasama keuangan di wilayah Asia.

Harmonisasi kebijakan menjadi penting di masing-masing negara karena krisis mengajarkan kita bahwa sektor keuangan tak dapat dilepaskan dari sektor riil. Oleh karenanya, kebijakan moneter di setiap negara Asia perlu berjalan harmonis dengan kebijakan fiskal, makroekonomi, dan stabilitas sistem keuangan.

Sementara itu, upaya memperkuat kerjasama keuangan antar negara Asia menjadi penting untuk mencegah terjadinya penularan krisis keuangan di wilayah regional. Berbagai kerjasama regional seperti SEACEN, ASEAN+3, dan Executives’ Meeting of East Asia Pacific Central Bank (EMEAP), telah menghasilkan berbagai inisiatif dan proyek yang meningkatkan pengembangan pasar keuangan regional dan menjaga stabilitas regional.

Kerjasama tersebut juga mampu membangun garis-garis pertahanan, seperti pembentukan Chiang Mai Initiatives Multilateralization (CMIM), dan berbagai pengembangan pasar keuangan serta kerangka kebijakan makroprudensial.

SEACEN adalah forum kerjasama bank sentral negara-negara di Asia Pasifik yang saat ini beranggotakan 17 negara, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, China, Fiji, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Papua New Guinea, Filipina, Singapura, Srilanka, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *