Kemarin siang (18/3) saya kebetulan sedang berjalan-jalan di daerah Omotesando, Tokyo. Saat itu, saya menyaksikan parade perayaan St. Patricks di jalanan Omotesando. Aneka kostum, marching band, dan kalangan masyarakat memenuhi jalanan dan membuat suasana meriah. Konon kabarnya, ini adalah perayaan St. Patrick terbesar di Asia.
Jepang memang terkenal dengan kemampuannya mengadaptasi berbagai kultur dan religi. Berbagai budaya, kebiasaan, maupun ritual agama negara lain umumnya dapat dilakukan di Jepang, tanpa harus khawatir diganggu oleh orang Jepang.
Salah satu yang menarik dari akulturasi budaya dan agama di Jepang itu adalah dirayakannya parade St. Patrick Day. Sejarah perayaan St Patricks berasal dari Irladia. Perayaan St Patrick merupakan perayaan untuk memperingati kematian Santo pelindung Irlandia, yang meninggal pada 17 Maret 461.
Untuk menghormati sang pelindung, 17 Maret ditetapkan sebagai hari suci dan hari libur nasional Irlandia. Warga Irlandia di berbagai belahan dunia merayakan St Patricks dengan berbagai cara. Ada yang sekedar berkumpul di bar, kafe, atau restoran, ada pula yang menyelenggarakan parade, seperti yang dilakukan di Tokyo.
Parade St Patricks di Tokyo digagas oleh Irish Network Japan (INJ), sebuah lembaga pertukaran budaya antara Jepang dan Irlandia. Hubungan kedua negara memang memiliki sejarah panjang. Konon pada tahun 1700-an, orang asing yang pertama mendarat di Jepang, adalah orang Irlandia.
Eratnya hubungan kedua negara ini membuat banyak warga Irlandia yang tinggal dan menetap di Tokyo. Sejak pukul dua siang, jalanan di Omotesando, Harajuku, penuh dengan warga Jepang dan asing yang ingin menyaksikan parade St. Patrick.
Perayaan St Patricks di Tokyo tahun ini sekaligus menandai perayaan yang ke-20 dilakukan di Jepang. Sebenarnya perayaan ke-20 tersebut jatuh pada tahun 2011 lalu. Namun, parade yang sedianya dilaksanakan pada 17 Maret 2011 tahun lalu, dibatalkan karena Jepang saat itu sedang dilanda bencana gempa dan tsunami.
Jalanan di Omotesando pada hari itu ditutup untuk kendaraan, dan hanya digunakan untuk parade. Aneka kostum, marching band, cheerleader, dan berbagai Pub Irlandia (Irish Pub) meramaikan acara. Pihak panitia menyebutkan sekitar 2000 orang ikut berpartisipasi dalam parade, dan sekitar 7000 orang menyaksikan di pinggir-pinggir jalan.
Beberapa atraksi yang berpartisipasi antara lain Tokyo Pipe Band, U.S. Army Band, Nihon University Brass Band, Senshu University Brass Band, Tokyo Girls cheerleading, Irish Dance, dana banyak Irish Pubs, seperti Hobgoblin Roppongi, Dubliner Tokyo, dan Hard Rock Café Roppongi.
Seperti perayaan pada umumnya, perayaan St Patrick juga identik dengan beberapa simbol. Salah satu simbol yang digunakan dan dipercaya oleh masyarakat Irlandia adalah warna hijau dan daun semanggi. Lambang ini digunakan di berbagai atribut perayaan St Patrick Day.
Daun semanggi atau yang disebut shamrock merupakan simbol penting bagi perayaan St Patrick. Konon, St Patrick menggunakan shamrock yang memiliki tiga lembar daun untuk menjelaskan konsep tritunggal, yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Karena itu, perayaan St Patrick selalu dihiasi dengan simbol shamrock dan warna hijau seperti shamrock.
Warna hijau memang identik dengan Irlandia karena bendera mereka juga memiliki unsur warna hijau. Selain itu, Irlandia juga merupakan negara yang sangat subur sehingga dijuluki green country. Oleh karenanya, jalanan di Omotesando, Tokyo, sore hari kemarin berubah menjadi hijau.
Satu hal lagi yang menjadi simbol perayaan St Patricks Day, meskipun bukan bagian dari ritual sebelumnya, adalah penampilan Bir Guinness Irlandia. Ini adalah bir kebanggaan masyarakat Irlandia dan telah lama dijadikan minuman tradisi di perayaan St Patricks. Di hari biasa, bir ini dikonsumsi sebanyak 2,6 juta liter di seluruh dunia. Namun pada perayaan St Patrick, konsumsinya melonjak mencapai 6,2 juta liter per hari.
Demikian dilaporkan dari perayaan St Patricks di Omotesando, Tokyo.