Siang tadi, Cak Dul, kawan saya di kantor, membawa aneka sajian kuliner Jawa Timuran yang dimasak khusus oleh istrinya. Pekan lalu, Cak Dul berulang tahun. Hari ini ia ingin mentraktir rekan-rekannya di kantor. Istri Cak Dul memang terkenal jagoan soal memasak berbagai kuliner Jawa Timur, mulai dari bebek goreng, lontong kikil, gule kambing, bisa dibuat. Dan yang paling penting, semua makanan itu, rasanya super enak. Tapi itu kata orang. Saya belum pernah mencobanya.
Nah siang ini, Cak Dul membawa menu istimewa. “Pokoknya, Bapak musti coba makanan kali ini!”, demikian promosinya.
Ia paham betul kalau saya ini kerjanya tukang cicip, alias gemar mencicipi aneka jenis kuliner. “Ok Cak, saya coba dulu, dan nanti saya buktikan kata-kata Cak Dul, benar enak atau tidak”, tanggap saya.
Saat melihat sajian kuliner yang dibawa Cak Dul hari ini, saya hanya bisa terpana. Di meja rapat, yang disulap jadi meja makan, terhampar “Dua Kenikmatan”. Pertama, Kepiting Kare Khas Surabaya, dan Kedua, Krengsengan Kepala Kambing.
Oh no, ini adalah kenikmatan yang paling berat untuk ditahan, apalagi bagi para penggemar kepiting dan kambing seperti saya.
Saya hanya terpukau di hamparan kelezatan itu.
Sayapun mencicipi Kepiting Karenya. Singsingkan lengan baju, gunakan tangan kosong, dan ambillah kepiting dengan tangan kosong. Kepiting disajikan dengan saus dan bumbu khas yang rasanya gurih, lezat, dan pedas. Kelezatan bumbu ini menyesap dalam ke setiap lembar daging kepiting. Jadi kalau kita menghisap cangkang dan capitnya, semburat bumbu mengaliri liur kita. Lezat. Pedas.
Daging kepitingnya juga jagoan. Bu Dul cukup piawai memilih kepiting yang berdaging dan masih manis rasanya. Saat saya belah cangkangnya, daging kepitingnya mlekoh hangat meminta disedot. Dahsyat.
Beralih ke Krengsengan. Saya terpana jilid II. Karena ternyata ini bukan sekedar krengsengan kambing, tapi krengsengan kepala kambing. Yup, di dalam bumbu krengsengan itu, potongan bagian kepala kambing disajikan. Kalau beruntung, bisa dapat mencicipi mata kambing tuh hehehe…
Krengsengan ini beda dengan Gule. Di Krengsengan, bagian daging kambing dipotong kecil lalu dibumbui minimal, seperti tumisan bawang merah, bawang putih, ketumbar, merica, pala. Campuran ini lalu ditambah dengan kecap manis pada waktu memasak, sehingga tidak banyak berkuah dan berwarna coklat tua.
Mencicipi pipi kambing, bibir kambing, bagian kepala kambing, adalah sebuah pengalaman luar biasa. Dan soal rasa, mmmpph, sungguh tak tepermanai lezatnya.
Merasakan kelezatan kuliner ini, saya jadi bisa memahami mengapa Cak Dul selalu tersenyum bahagia setiap pagi. Karena menurut Cak Dul, bahagia itu sederhana. Happiness is simple. Pikiran tenang, tubuh sehat, makan enak.
Tapi, jangan pikirkan kolesterol dulu. Bisa mengurangi kelezatan katanya. Nikmati saja lah kombinasi dahsyat Kepiting Kare dan Kepala Kambing Cak Dul.
Salam Dahsyat.