Makanan peranakan adalah satu jenis masakan tradisional khas yang saya suka. Akulturasi antara tradisi kuliner China dengan cita rasa Melayu menjadikan masakan ini unik dan memiliki kelezatan tersendiri. Makanan peranakan awalnya diciptakan oleh para imigran keturunan Tionghoa yang tinggal di wilayah semenanjung, seperti Malaysia dan Singapura. Makanan ini mulai populer pada masa kolonial, hingga saat ini. Beragam restoran yang menyajikan masakan peranakan dapat kita temui di berbagai kota, termasuk di Indonesia.
Namun belum mampir di semenanjung rasanya kalau belum mencicipi makanan peranakan. Oleh karena itu, dalam kunjungan saya ke Kuala Lumpur pada pekan terakhir Oktober 2013 lalu, salah satu agenda makan malam wajib adalah makanan peranakan. Seorang kawan yang bekerja di Bank Negara Malaysia merekomendasikan restoran “Precious Old China” yang terletak di wilayah Central Market. Dan malam itu, saya bersama mas Poetra, mas Feriansyah, dan pak Ramlan, yang kebetulan sama-sama berada di KL, menyusuri jalan menuju Central Market. Kami memberi judul perjalanan malam itu dengan, in search for a perfect peranakan cuisine.
Memasuki Precious Old China Restaurant, kami serasa dibawa ke masa silam. Masa saat semenanjung Malaka berada di bawah pengaruh kolonial. Furnitur dan dekorasi restoran dibuat antik, mirip rumah orang Tionghoa jaman dulu, dengan tata letak yang beraroma mistik. Kalau melihat dari dekornya, makanan yang disajikan pastinya otentik.
Setelah duduk, kami melihat daftar menu. Petugas restoran menawarkan untuk mencoba Pucuk Paku Kerabu. Itu adalah semacam oseng-oseng daun paku dengan sambal blacan. Wow, sudah lama rasanya tidak mencicipi daun paku. Kami pesan satu. Selain itu, kami juga memesan Gulai Kepala Ikan, Tofu Goreng with Sweet Sauce, dan Ayam Goreng Pong Teh. Nampaknya, kita akan makan besar malam itu.
Saat makanan datang, kami melakukan ritual foto bersama, dan foto makanan (untuk keperluan status atau blog). Dan, kita langsung melahap kesemuanya. Betul juga, rasa makanan di Precious Old China sangat otentik. Gulai kepala ikannya khas peranakan, dengan taburan irisan okra di atasnya. Lezat.Ayam goreng Pong Teh, Tofu, dan pucuk paku-nya juga jagoan. Dimasak dengan rasa dan aroma sambal blacan yang khas.
Ciri khas dari makanan peranakan adalah kekayaan bumbu-bumbunya, seperti santan kelapa, lengkuas, cabai, kemiri, belacan, asam, daun jeruk, jahe, daun pandan dan beberapa bahan lainnya. Soal rasa, ada perpaduan antara asam, pedas, gurih dan kaya rempah. Hmmm, sungguh nikmat.
Mencicipi makanan peranakan langsung di semenanjung Malaka, adalah sebuah pengalaman yang menarik dan tentunya wajib dicoba kalau mampir ke sana. Salam Makan-Makan !