Mencicipi Menu Tabrakan Jepang dan Padang

Warung Suntiang, Menu Padang disajikan dengan Conveyor Belt / photo junanto
Warung Suntiang, Menu Padang disajikan dengan Conveyor Belt / photo junanto

Penasaran dengan berbagai liputan media tentang Restoran Suntiang di Pondok Indah Mall 2, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri mampir ke sana. Konsep “tabrakan” antara dua karakter makanan, menjadi daya tarik tersendiri yang membangkitkan rasa ingin tahu saya. Ya, resto Suntiang memadukan dua karakter makanan yang nyaris “impossible” untuk digabung. Makanan Padang dan Makanan Jepang.

Makanan Padang punya karakter yang “kuat” pada bumbu. Semua masakan Padang kaya rasa, bumbu, dan aroma. Selain itu, makanan padang menggunakan hampir seluruh bagian dari tubuh binatang ternak seperti sapi, kambing, atau ayam. Mulai dari otak, kikil, jeroan, kulit (untuk kerupuk jangek), hingga daging, semua diolah dan dimasak dalam kuali masakan Padang.

Di sisi lain, makanan Jepang sangat konservatif dengan bumbu, bahkan nyaris tak pernah pakai banyak bumbu. Makanan Jepang juga menggunakan bahan dasar yang segar, seperti ikan segar. Dari binatang ternak, mereka hanya mengolah daging terbaik.

Soal penampilan di meja juga demikian. Keduanya memiliki filosofi yang berbeda. Makanan Jepang sangat detail dalam penampilan. Semua diatur rapi, disajikan dalam keteraturan (cosmos). Sementara makanan Padang disajikan secara “chaos”, disebar di meja, kuah ditebar tanpa aturan di atas nasi. Yang penting, nikmat.

Lalu, apa jadinya bila keduanya digabung. Jawabannya ada dalam menu-menu di restoran Suntiang itu. Eksperimen mereka memadukan dua jenis makanan yang memiliki filosofi berbeda, menjadi keunikan tersendiri yang membuat kita penasaran. Di secawan sushi rendang misalnya, kesederhanaan sushi roll ditabrakkan dengan kemlekohan rendang yang bersantan dan berbumbu. Hasilnya luar biasa, kelembutan nasi sushi berpadu dengan kekayaan rasa rendang, yang disajikan rapi a la makanan Jepang.

Balado Edamame. Perpaduan camilan yang ciamik / photo by junanto
Balado Edamame. Perpaduan camilan yang ciamik / photo by junanto

Saya mencoba juga balado edamame. Hah? edamame yang di setiap restoran Jepang dijadikan camilan “plain”, sekedar direbus dan disajikan di meja, kini ditampilkan dengan bumbu balado yang pedas. Rasanya sangat unik, keterpaduan balado dan kacang edamame menjadikan keduanya camilan yang kaya rasa.

Penyajian di Suntiang juga menarik. Tidak seperti warung padang yang berbagai menunya ditumpuk di meja, di sana penyajian dilakukan pula menggunakan conveyor belt. Persis seperti di warung sushi. Kita dapat dengan leluasa memilih aneka sushi yang disajikan, mulai dari sushi ayam pop, otak roll, gyouza dua rasa, otak tempura, hingga ramen gulai yang menarik.

Rendang Sushi Roll. Satu signature dish yang wajib coba / photo junanto
Rendang Sushi Roll. Satu signature dish yang wajib coba / photo junanto

Secara umum, restoran ini lebih berkarakter sebagai warung padang, karena bumbu Makanan Padang lebih “strong” dari makanan Jepang. Untuk lidah Indonesia yang gemar makanan Padang tapi juga makanan Jepang, ini bisa jadi penghibur dan menambah kenikmatan.

Sebagai sebuah eksperimen untuk memadukan dua karakter makanan, warung ini patut diacungi jempol. “Tambo ciek Uda!” … Haik haik, ittadakimasu ! ….

 

One comment

  1. Wah, sepertinya menggoda sekali restoran ini untuk dikunjungi, Pak…Makasih infonya 🙂 Saya cinta sama Jepang, tetapi gak begitu suka makanan Jepang, dan saya suka banget sama masakan Padang…Jadi perpaduan Jepang dan Padang ini a must try buat saya 😀

Leave a Reply to Cut Inong Mutia Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *