Saya berpikir bahwa lahir dan besar di Jakarta bisa membuat saya santai menghadapi musim panas di kota Tokyo. Tapi kenyataannya tidak demikian. Musim panas di Tokyo terasa lebih pengap dan sesak. Panas, tapi tidak ada angin sehingga kita terasa berada dalam ruang sauna raksasa. Suhu bisa mencapai 37 hingga 39 derajat Celcius di siang hari.
Tantangan semakin berat karena di musim panas ini saya dan umat Islam di Jepang sedang menjalankan ibadah puasa. Jadi kalau waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, berjalan di luar gedung adalah sebuah tantangan yang luar biasa.
Di sisi lain, Pemerintah Jepang telah mengeluarkan peringatan kepada seluruh masyarakat agar berhati-hati di musim panas ini. Kasus “heat stroke” atau serangan stroke akibat kepanasan banyak menimpa orang Jepang, khususnya orang tua dan anak-anak. Masyarakat dihimbau untuk berteduh di dalam ruangan dan tidak keluar bila panas menyengat.
Menyikapi musim panas itu, masyarakat Jepang punya ritual untuk meredakan udara yang panas. Salah satunya adalah dengan menyiram air ke jalanan, saat udara panas. Ritual itu dinamakan “Uchimizu”, yang berasal dari kata “Uchi” berarti melempar atau menyirami, dan “Mizu” yang berarti air.
Di wilayah saya berkantor, daerah Marunouchi Tokyo, pekan lalu dilaksanakan ritual uchimizu tersebut. Acara itu dinamakan “Tokyo Uchimizu Project 2012” yang disponsori oleh Menteri Lingkungan Hidup Jepang dan organisasi kemasyarakatan lain, serta perkantoran di wilayah Marunouchi.
Saya kebetulan ikut hadir di acara yang dilakukan di Jalan Gyoko, persis di depan Stasiun Kereta Tokyo. Jalan ini menghubungkan Stasiun Kereta Tokyo dengan Istana Imperial, tempat Kaisar Akihito dan Putri Michiko tinggal.
Saya bersama pengunjung, rata-rata wanita muda Jepang, mengenakan yukata atau baju tradisional mirip kimono yg dikenakan di musim panas. Kita yg hadir dibagikan baskom kayu dan gayung kecil, lalu bersama-sama menyiram air ke jalanan.
Hal yang bikin seru, ada juga yang menyiram air menggunakan sprinkler pemadam kebakaran (fire hydrant). Mungkin mereka berharap dengan disiramnya air dari fire hydrant tersebut, panas di kota Tokyo dapat cepat reda.
Acara dimulai, dan air disiram ke jalanan Gyoko. Semoga musim panas kali ini berlangsung baik-baik saja, dan kita semua dilindungi Yang Maha Kuasa, khususnya yang berpuasa.