Truly South India di Kuala Lumpur

Hidangan Chettinad di atas Daun Pisang. Sexy dan Menggoda / photo junanto
Hidangan Chettinad di atas Daun Pisang. Sexy dan Menggoda / photo junanto

Perjalanan ke Kuala Lumpur kali ini membawa saya pada satu hidangan khas dari India Selatan, khususnya wilayah Chettinad, di negara bagian Tamil Nadu. Wilayah Chettinad terkenal dengan makanannya yang khas. The spiciest of the spicy, the most aromatic among the aromatic, begitu kesan yang melekat. Makanan Chettinad kaya akan penggunaan minyak, dan sungguh “generous” dalam pemakaian bumbu-bumbu, seperti kayu manis, cabai, pala, lada, daun salam, dan bunga lawang.

Bersama pak Feriansyah, seorang kawan, saya menelusuri jalan-jalan di KL untuk mencapai restoran Vishalatchi Cettinad yang terletak di Jalan Scott. Kami naik kereta hingga stasiun Kuala Lumpur, dan berjalan beberapa ratus meter untuk mencapai wilayah Jalan Scott. Restoran ini terletak di wilayah warga India. Sambil mencicipi makanan, kita dapat mendengarkan suara-suara orang bersembahyang dari sebuah pura Hindu yang terletak tepat di depan restoran. Sungguh sebuah suasana yang otentik dan unik.

Menurut saya, hidangan Chettinad ini juara di dalam gagrak makanan India Selatan. Rasanya yang pedas, dan disajikan panas, menjadikan hidangan Chettinad ini memiliki keunggulan rasa dibanding makanan India dari daerah lainnya. Penyajiannya juga unik karena dilakukan di atas daun pisang, sebagaimana tradisi asli di daerah asalnya. Berbagai lauk, pilihan kari, baik vegetarian dan non vegetarian, dihamparkan di atas daun pisang, sehingga membuat air liur saya mengalir deras untuk ingin segera mencicipi kenikmatannya.

Saya selalu berpikir kalau makanan yang disajikan di atas daun itu sexy banget. Coba liat nasi pecel pincuk. Kalau dia diletakkan di atas piring, mungkin rasanya biasa saja. Namun begitu disajikan di atas daun pincuk, rasanya langsung terasa sexy. Pun demikian dengan hidangan Tamil Nadu ini. Daun pisang yang dihamparkan di hadapan kita, pilhan lauk dan nasi hangat yang ditebar di atasnya, seperti sebuah komposisi kelezatan yang menanti untuk dicicip dan dinikmati tanpa pikir panjang.

Restoran yang sudah buka sejak 10 tahun itu nampaknya memiliki penggemar yang “die hard”. Semakin malam semakin ramai, baik datang sendiri, bersama kawan, ataupun keluarga. Mereka juga tampak terlihat akrab dengan pegawai dan pemilik restoran. Sebuah ciri restoran yang memiliki basis komunitas. Keunggulan, selain terletak pada rasa, adalah pada kemampuan mereka menjaga tradisi dan suasana, yang dibuat mirip dengan kondisi di kampung halaman mereka. Warung yang sederhana, pajangan gambar-gambar tradisional India, aroma dupa, dan juru masak yang asli didatangkan dari Tamil Nadu, melengkapi kelezatan hidangan restoran itu.

Suasana Warung Vishalatchi KL / photo junanto
Suasana Warung Vishalatchi KL / photo junanto

Soal menu yang disajikan, kita dapat memilih dari ragam makanan vegetarian atau non vegetarian. Menu daging terdiri dari ikan, udang, kepiting, ayam, atau kambing. Orang Chettinad tidak makan sapi dan babi. Cobalah, kepala ikannya, juga kari kambing, ayam, ikan, dan kari telor. Hmmmph, rasanya sungguh luar biasa. Bagi saya kari kambingnya juara. Kelembutan daging kambing dan kelezatan bumbu karinya, menjadi kenikmatan tersendiri yang tak akan terlupakan.

Kita dapat memilih untuk mencicip aneka lauk tersebut dengan nasi, atau dengan roti khas Chettinad, yang dinamakan idly. Bentuk idly seperti kue serabi yang plain, namun fluffy. Nah kita bisa mencocol idly ke kuah kari atau mencampurnya dengan daging, dan merasakan kelezatannya. Waaah, enaknya….

Kalau ingin mencicipi makanan India Selatan, khususnya hidangan wilayah Chettinad, di Kuala Lumpur, coba deh mampir ke Jalan Scott. Siapkan saja perut yang kosong, dan selera makan tinggi. Harganya juga relatif murah untuk sebuah kenikmatan. Selamat mencicipi.

 

2 comments

  1. Makanan yang nikmat dan murah dapat diperoleh hampir dimana saja di Malaysia, terutama karena kekuatan dan kios makanan yang ada dimana-mana. Apakah itu di desa, kota kecil, atau kota besar, pengunjung dapat menemukan kios yang menawarkan santapan menggugah selera. Makan di sebuah kereta dorong atau di pinggir jalan mungkin terdengar sederhana dan tak berarti, tetapi di Malaysia makan makanan di warung pinggir jalan adalah kegiatan yang disukai. Warung adalah tempat terbaik yang populer dan ramai dan juga sebagai restoran permanen – Mobil VW hingga BMW sama-sama diparkir di dekat warung, dan pemilik warung akan menepuk bahu para konsumen saat antrean makan sedang panjang. Beberapa warung buka dari pagi hingga sore, sementara yang lain buka dari malam hingga fajar. Lainnya buka sepanjang waktu, tujuh hari seminggu.

  2. Satu lagi hidangan berasal dari India ialah nasi beriani. Terdapat beberapa jenis nasi beriani tetapi yang menjadi sebutan dan gilaan ialah nasi beriani gam. Ia bukan sahaja digemari oleh kaum India tetapi juga diminati oleh kaum-kaum yang lain. Nasi beriani ini dipelopori oleh orang Melayu terutama di Johor. Nasi beriani gam ini dimasak bersama dengan lauknya (ayam dan daging) dan doh tepung gandum menjadi bahan penampal atau pelekat. Doh ini akan ditampal di sekeliling tutup periuk untuk mengekalkan wap dan haba, dan seterusnya mengekalkan aroma dan tekstur nasi. Kuih muih orang India dijual di restoran mamak ialah: wade, maruku dan suji. Pelbagai minuman berasaskan tairu dan buah-buahan juga turut dijual. Contohnya nasi mangga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *