Menikmati Budaya Kopi di Praha

Bersama David dan Kachka di Original Coffee Praha

Tren menikmati minum kopi bukan hanya marak terjadi di Indonesia, namun juga muncul di Praha, ibu kota Republik Ceko. Saat saya berkunjung ke sana beberapa waktu lalu, terlihat bahwa budaya minum kopi tumbuh ditandai dengan menjamurnya warung-warung kopi di seantero kota. Sebagian besar warung kopi tersebut dikelola oleh anak-anak muda. Mungkin kalau kita bicara lima tahun lalu, kita tidak bisa banyak berharap menemukan kopi sebagai budaya di Praha. Hal terkenal dari Praha biasanya adalah Bir Ceko, yang konon lebih enak dan lebih murah. Namun kondisinya kini berbeda.

Awalnya saya sempat pesimis bisa ngopi enak di Praha. Sebagai seorang penikmat kopi, yang kerap suka sakau kalau tidak ketemu kopi, mencari warung kopi dengan cita rasa terbaik adalah bagian dari petualangan dan kebutuhan hidup. Setiap pagi, sebelum ke kantor, atau tengah hari, saya selalu membutuhkan secangkir kopi untuk menambah keceriaan hari. Tapi pesimisme saya itu ternyata tidak beralasan. Pertemuan saya dengan dua anak muda Ceko, David dan Kachka, di warung kopi Original Coffee Prague, memberi saya banyak pandangan tentang maraknya budaya minum kopi di Praha.

Original Coffee Prague adalah satu dari sekian banyak coffee shop yang lahir dan tumbuh di kawasan Old Town Prague. Dikelola oleh anak-anak muda, warung kopi ini selalu penuh dikunjungi warga Ceko maupun para turis yang membutuhkan secangkir kopi. David menginformasikan saya pada berbagai hal terkait Tualang Kopi di Eropa (European Coffee Trip). Menurut David, Praha telah tumbuh menjadi salah satu ibu kota minum kopi di Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Keberadaan anak-anak muda yang belajar cara memanggang kopi, atau istilahnya roastering, hingga barista-barista muda yang belajar berbagai teknik menyajikan kopi, telah mengubah wajah kota Praha. Ia merekomendasikan beberapa warung kopi milik kawan-kawannya yang berada di wilayah kota Praha. Dan dimulailah petualangan kopi saya dari satu warung ke warung lainnya, pagi, siang, sore hari.

Sekitar lima hari di Praha, saya menyempatkan minum kopi di berbagai warung tersebut. Pagi hari sebelum acara konferensi dimulai, atau siang hari di antara makan siang dan break sesi konferensi, saya keluar untuk menikmati secangkir kopi. Warung kopi apa saja yang pernah saya coba di Praha, beberapa yang dapat saya rekomendasikan antara lain adalah:

1. Kafe Karlin
2. Eska Coffee and Roastery
3. Onesip Coffee
4. Mama Coffee
5. EMA Espresso Bar
6. Original Coffee Prague

Kafe Karlin dan Eska terletak di daerah Karlin, agak keluar sedikit dari kawasan Old Town. Wilayahnya menarik karena merupakan pemukiman dan beberapa perkantoran. Jadi kalau mau melihat kehidupan warga kota Praha sehari-hari, kita bisa mampir ke Karlin, sekaligus melihat budaya ngopi warga Praha. Tentunya Karlin bukan daerah turis sehingga tak banyak juga yang bisa berbahasa Inggris, termasuk di Kafe Karlin. Tapi kopinya jagoan. Saya mencoba kopi hitam diseduh (brewed coffee) dan rasanya top. Menariknya, Kafe Karlin juga menyajikan Kopi Jawa yang didapatkan dari daerah Weninggalih. Baristanya bercerita bahwa kopi Jawa ini memiliki penggemar yang lumayan banyak di kafenya. Banyak yang suka kopinya, tapi malah tidak tahu di mana letak pulau Jawa hehehe…..

Sementara itu di wilayah Old Town, cobalah Onesip Coffee, EMA Espresso, Original Coffee, dan Mama Coffee. Tentunya masih banyak lagi nama-nama lainnya, namun hanya beberapa itu yang sempat saya coba dan juga direkomendasikan oleh David. Secara umum, berbagai warung kopi di Praha mendapatkan biji kopi dari daerah Amerika Selatan, seperti El Salvador, Honduras, dan tentu saja Brasil. Saya mencicipi kopi Honduras yang light, medium, namun memiliki aroma dan cita rasa unik. Selain dari Amerika Selatan, koleksi kopi-kopi Praha berasal dari Afrika, seperti Tanzania, Kenya, dan Congo. Saat berbincang dengan Dvenek, barista di Eska Coffee, sebenarnya kopi Indonesia memperoleh popularitas yang semakin tinggi di kalangan pecinta kopi Praha. Kopi Sumatera dan Toraja misalnya, digemari oleh mereka. Permasalahannya adalah pada kesulitan mereka mendapatkan biji-biji kopi tersebut. Beberapa kawan Dvenek memiliki jaringan khusus ke kopi Indonesia, namun jumlahnya terbatas. Padahal permintaan di Praha cukup tinggi. Ya memang, permasalahan kopi bukan hanya terletak pada sisi permintaan atau pasar, namun juga harus diimbangi oleh produksi atau pasokan. Kemampuan menyediakan beratus ton kopi setiap bulannya dengan kualitas yang sama tentu tidak mudah. Kita bisa saja membuka pasar kopi di mana-mana. Namun saat pesanan datang, sanggupkah kita melayani?

Tentunya kita berharap dengan maraknya permintaan kopi dunia, maka ekspor kopi Indonesia dapat meningkat sehingga memperkaya pendapatan negara. Ini adalah PR kita bersama. Jangan sampai yang terjadi malah sebaliknya, budaya minum kopi tumbuh di kalangan anak muda kita, pasokan dalam negeri tidak cukup, akhirnya kita malah impor. Parahnya lagi, para eksportir kopi kemudian mengurangi atau menghentikan ekspor kopinya, karena cukup hanya untuk memenuhi kebutuhan kopi dalam negeri. Yang terjadi, impor meningkat dan ekspor justru berkurang. Semoga tidak demikian ya….

Ayo minum Kopi, Ayo dukung produksi Kopi Indonesia !tti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *