Siang kemarin (6/3), Michiko-san, seorang sahabat Jepang, yang berasal dari Nagasaki, datang bermain ke kantor saya. Ia membawa buah tangan khas daerah Nagasaki, namanya “Momo Castella”. Bukan hanya satu, ia membawa beberapa buah castella untuk saya dan keluarga. Katanya, itu oleh-oleh yang ia bawa khusus dari kampung halamannya.
Momo dalam bahasa Jepang artinya buah Peach. Sementara castella adalah “Sponge Cake” yang terbuat dari tepung, gula, telur, dan sirop. Di kota Tokyo sebenarnya banyak terdapat aneka jenis kue castella. Biasanya berbentuk kotak dengan rasa caramel, madu, ataupun teh hijau. Namun castella dari Nagasaki ini unik, karena selain kelembutan teksturnya, bentuk kuenya dibuat seperti buah momo. Di atas sponge cake-nya ditaburi sebaran gula manis lembut yang dihias seperti buah peach, lengkap dengan daunnya.
Sejarah castella sendiri bukanlah kue asli Jepang. Kue ini dahulu dibawa oleh para pedagang Portugis ke Nagasaki pada abad ke-16. Nama castella berasal dari bahasa Portugis “Pao de Castella”, yang artinya “Kue dari Kastil”. Seiring dengan berjalannya waktu, orang Jepang melakukan penyesuaian pada kue castella ini dengan menambahkan aneka bentuk dan rasa. Tapi esensi dasarnya sebagai sebuah “sponge cake” tetap dipertahankan.
Ya, memang tradisi “sponge cake” ini bukan khas Asia, melainkan jenis makanan Eropa. Di Perancis, Italia, dan Spanyol, Castella memiliki nama sendiri dan menjadi hidangan popular di sana.
Pada jaman Edo di Jepang, sekitar tahun 1800-an, castella pernah menjadi makanan yang mahal. Saat itu terjadi krisis gula di Jepang, sehingga castella jarang dibuat. Hanya orang-orang kaya, atau keluarga kerajaan atau shogun saja yang bisa memakan kue castella. Hingga kini, kesan elite dari castella masih melekat. Bila seorang kawan Jepang datang dan membawa castella, itu berarti ia memilihkan kue terbaik yang ada di Jepang.
Budaya Jepang memang terbiasa dengan yang namanya “ohmiyage” atau buah tangan. Kalau kita main ke rumah kawan, atau bertemu kolega, ohmiyage adalah bagian tak terpisahkan dari jalinan persahabatan. Biasanya ohmiyage ini bentuknya adalah kue-kue, permen, atau aneka mochi. Semakin dekat hubungan, semakin menarik jenis kue-kue yang diberikan sebagai ohmiyage.
Siang itu, saya mencicipi “momo castella” dengan diiringi teh hijau khas Jepang yang lezat. Kelembutan sponge cake, manisnya gula, dan rasa khas teh, sangat nikmat terasa di mulut. Selembut dan semanis persahabatan saya dengan Michiko-san.