Bertemu Doraemon di Jepang

Baling-baling Bambu bersama Doraemon

Hampir semua dari kita mengenal karakter Doraemon. Kucing robot masa depan yang memiliki kemampuan ajaib. Hari ini, Doraemon berulang tahun. Banyak yang menyebut ia berusia 100 tahun, karena ia dilahirkan pada tanggal 3 September 2112. Angka 100 adalah hitungan mundur dari tahun kelahirannya.

Dari sisi karya seni, Doraemon baru berusia 43 tahun. Ia diciptakan pada tahun 1969 oleh Hiroshi Fujimoto. Selama kurun usianya itu, Doraemon telah mengubah wajah dunia.

Sejak kecil, saya mengagumi tokoh kucing masa depan ini. Doraemon bahkan menjadi salah satu inspirasi saya dalam menjalani kehidupan. Bersama dengan Nobita, Takeshi, dan Suneo, Doraemon melakukan petualangan yang menyenangkan dan memberi pelajaran bagi kita semua. Saya tidak bisa membayangkan apa jadinya dunia tanpa Doraemon.

Oleh karenanya, saat museum Doraemon dibuka di kota Kawasaki, saya merasa wajib untuk berkunjung ke sana. Dan pekan lalu, menjelang ulang tahun Dora Emon, saya bersama keluarga pergi mengunjungi museum yang bernama  Fujiko F. Fujio Museum.

Nama Fujiko diambil dari dua sahabat, yaitu Hiroshi Fujimoto dan Motoo Abiko, pencipta karakter Doraemon dan manga lainnya. Keduanya kemudian berpisah dan Fujimoto menggunakan nama Fujiko F. Fujio, serta terus menciptakan karakter Doraemon.

Mengingat karya monumental Fujimoto adalah Doraemon, tak salah bila museumnya sering disebut dengan nama museum Doraemon. Museum Fujiko F. Fujio ini didirikan di Kawasaki karena di daerah itulah dulu Fujiko tinggal. Hiroshi Fujimoto meninggal pada tahun 1996 di usia 62 tahun.

Memasuki museum Doraemon, saya seolah dibawa ke dalam kehidupan dan alam pikir dari Fujiko. Ada sekitar 50 ribu sketsa, yang secara bergiliran dipertunjukkan di museum ini. Kita bisa melihat sketsa awal kucing Doraemon, yang masih memiliki telinga dan tubuhnya berwarna putih.

Konon, kabarnya telinga Doraemon digigit tikus hingga habis. Saat Doraemon melihat dirinya di kaca dan menyadari telinganya tidak ada, ia shock sehingga warna bulunya berubah, dari putih menjadi biru.

Doraemon, Nobita, dan Pisuke di Fujiko Fujio Museum Japan / photo junanto

Naik ke lantai dua kita dapat melihat ruang kerja dari Fujimoto. Replika ruangannya dibuat secara lengkap dan disusun persis saat ia masih hidup. Dari situ kemudian kita dapat melihat film pendek dan aneka sketsa Doraemon awal yang belum pernah ditampilkan sebelumnya di muka umum.

Di atap museumnya, ada taman bermain yang luas. Ada boneka Doraemon dan Nobita sedang menaiki Pisuke, karakter dinosaurus yang sering muncul di serinya. Kafetaria museum itu juga menarik karena menyediakan aneka makanan dan minuman bertema Doraemon. Cicipilah Dora-latte, yang merupakan latte bergambar Doraemon di buihnya.

Sangat menyenangkan mengikuti perjalanan kehidupan Doraemon di museum ini. Meski penciptanya kini sudah tiada, karakter Doraemon masih tetap hidup di seluruh dunia. Di Jepang sendiri, Doraemon masih dicintai semua orang.

Pintu Ke Mana Saja / photo junanto

Doraemon memang layak dicintai. Saat beberapa waktu lalu ada satu tulisan di internet yang melarang anak-anak kita menyaksikan film Doraemon, saya agak sedih. Tentu saja ada alasan khusus yang diyakini oleh masing-masing orang. Tapi sebagai pecinta Doraemon, saya tidak melihat adanya alasan anak-anak kita dilarang menyaksikan Doraemon.

Banyak yang mengatakan bahwa menyaksikan Doraemon akan menjadikan anak malas dan percaya pada kekuatan kantung ajaib. Padahal, kalau kita saksikan film atau kartun Doraemon sampai habis, kita akan menyadari bahwa kantong ajaib, ataupun baling-baling bambu, bukanlah jawaban dari persoalan di dunia.

Nobita selalu menghadapi “ending” yang konyol saat menggunakan alat Doraemon. Demikian pula Suneo dan Takeshi, yang kerap meminjam alat dari Doraemon untuk menyelesaikan masalahnya. Ujungnya selalu gagal total. Yang ada adalah penyesalan. Alhasil mereka harus kerja keras dari awal lagi untuk bisa berhasil dan sukses.

Moral cerita dari Doraemon cukup jelas. Bahwasanya hidup ini tidak bisa “jalan pintas”, apa-apa mau cepat berhasil. Kalaupun bisa, umumnya tidak lama (unsustainable). Kesuksesan selalu membutuhkan usaha, disiplin, dan kerja keras. Ini adalah ajaran moral yang ditanamkan ke anak-anak.

Doraemon juga mengajak kita untuk tidak berhenti bermimpi. Mimpi sangat penting dalam menjalani masa depan. Lewat mimpi, Doraemon menciptakan aneka jenis alat yang kadang tak terpikirkan manusia. Dalam realitanya, bangsa Jepang mampu menciptakan berbagai alat dan tekhnologi canggih yang kadang tak terpikirkan.

Doraemon mengingatkan kita, lewat pesannya yang jenaka, bahwa hidup adalah perjalanan. Life is a journey. Bukan hasil akhir yang penting, tapi bagaimana kita bisa terus menerus memperbaiki diri, dari hari ke hari. Itu esensi dari kehidupan.

Selamat Ulang Tahun Dora Emon. Otanjoubi Omedetou Gozaimasu.

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *