Kuliner Peru yang Seru

Peruvian Night at Chef's Table, Azabu Juban

Pekan lalu, menjelang bulan puasa, saya dan rekan-rekan tim kuliner Tokyo mencicipi satu menu dahsyat yang unik. Sebagai variasi menu, Leila mengusulkan kita untuk mencoba menu yang lain dari biasanya. Mereka mengusulkan masakan Amerika Latin. Katanya ada beberapa restoran Peru di kota Tokyo yang lumayan populer. Kitapun semua setuju.

Leila dan Jane lalu browsing di internet dan menemukan satu restoran Peru di Azabu-juban. Nama restorannya Chef’s Table. Promonya, chef restoran ini mampu menyediakan masakan Peru dengan rasa otentik pegunungan Inca. Nah loh, kayak apa tuh rasanya. Penasaran. Pengen nyoba.

Dan sore itu, kitapun sepakat, untuk mengusung tema “Peruvian Night in Tokyo”. Saya, Jane, Leila, Norman, dan Abid, kebetulan sore itu luang waktunya. Biasanya tim kuliner ini lebih banyak lagi anggotanya, namun kadang kesibukan menghalangi kelengkapan tim.

Memasuki restoran yang berlokasi di lantai lima sebuah gedung, tak jauh dari stasiun kereta Azabu-Juban, kita langsung merasakan nuansa elegan dari sebuah ruang makan yang eksklusif. Ruangannya sempit, tapi sangat cozy. Furniture kayu dan kaca mendominasi ruangan. Begitu cozy hingga kita seperti bertamu ke ruang makan seseorang, alias sangat “homey”.

Restoran ini hanya menerima kita kalau sudah melakukan reservasi terlebih dahulu. Maklum ruangannya sangat sempit, hanya bisa memuat 12 orang. Jadi sang Chef melayani kita seperti tamu-nya sendiri. Sangat personal. Untuk menu juga demikian, bisa dirancang secara khusus. Mereka mengganti-ganti menu setiap pekan agar pengunjung merasakan variasi.

Kita disambut langsung oleh Takagi Keiji, sang Chef yang berperawakan besar. Saya selalu percaya ungkapan “Never Trust A Skinny Chef”. Jadi, saat melihat Chef Takagi yang berperawakan besar itu, I Really Trust Him 100%, kalau ia akan menyajikan makanan yang lezat.

Semula saya berpikir Takagi-san adalah orang Peru karena perawakannya yang besar itu. Tapi ternyata ia orang Jepang asli. Saya jarang melihat ada orang Jepang sebesar ini , selain para pemain sumo tentunya ya. Jadi pasti ia doyan makan, dan jago masak.

Takagi-san bercerita bahwa dulu ia bekerja di New Orleans, dan di sanalah ia belajar aneka masakan Amerika Latin.

Chef Takagi in action di dapurnya / photo junanto

Menu di Chef’s Table disajikan dalam bentuk set menu, terdiri dari sekitar enam urutan makanan yang mendegut lidah. Melihat nama dan definisinya saja sudah membuat liur kita menetes. Apalagi mencicipinya nih.

Chef Takagi malam itu membuka menu dengan dua sajian yang menggebrak. Pertama adalah starters, “Tropical Ceviche”. Menu ini penampilannya cantik. Ceviche adalah irisan ikan salmon, dibumbui dengan saus anggur, minyak zaitun, bawang merah, kacang, dan irisan alpukat. Makanan Amerika Latin memang kerap menggunakan alpukat sebagai bahan dasarnya.

Norman bercerita bahwa di Mexico semua makanan mengandung alpukat, tapi entah kenapa tidak ada jus alpukat. Rupanya di sana, alpukat termasuk ke keluarga sayur-sayuran dan bukan buah-buahan seperti di kita.

Tropical Ceviche / photo junanto

Menu starters lainnya adalah “Causa Rellena” atau Peruvian Potato Salad. Ini Salad khas Peru. Menu disajikan menarik, lapisan kentang puree klasik, diisi dengan tuna, kepiting, dan sayur-sayuran.

Kita mencicipi kedua hidangan ini. Satu suap. Semua terdiam. Betul terdiam. Enak. Enaaaak ….. Betul betul nendang rasanya, kata Jane.

Causa Rellena or Peruvian Potato Salad. Oishii !! / photo junanto

Campuran rasa kedua sajian itu begitu sempurna hingga aneka elemennya terasa subtil di mulut kita. Sungguh lezat. Kitapun larut dalam kenikmatan masing-masing.

Setelah itu, datang lagi menu pembuka lain (masih pembuka) yang berjudul “Empanadas”. Ini adalah kue pastry khas Amerika Latin yang berisi daging sapi cincang. Aduh, ini juga sangat mendegut ludah tiada henti. Mak nyus. Aneka campuran spice, herb, dan bumbu khas terasa di pastry maupun dagingnya.

Empanadas or Latin American Pies / photo junanto

Makanan pembuka lain (busyet ini menu pembuka kok banyak banget, berat-berat lagi), namanya “Piri-Piri Camarones”. Menu itu adalah oseng-oseng udang, dengan cabe kering, bawang putih, dan jamur. Diberi saus lemon dan irisan daun ketumbar. Luar biasa rasanya, aroma panas dari cabe kering dan ketumbarnya merasuk ke dalam udang yang lembut.

Piri Piri Camarones / photo junanto

Tibalah saatnya Main Course. Setelah perut 80 persen penuh tentunya hehe. Main course malam itu ada dua jenis, menu ikan dan daging sapi. Kita mencicipi dulu menu ikan. Namanya “Pescado Peruviano” atau Ikan dari Peru. Dahsyat sajian ikan ini. Irisan fillet sea bass yang ditaburi tepung jagung, disajikan dengan saus minyak zaitun dan lada. Aroma hangat lada sangat terasa, dan yang paling enak adalah terasanya butir-butir jagung dalam setiap gigitan. Menyatu dengan kelembutan ikannya. Hmmmppph, sungguh enak menu ini.

Pescoda Peruviano or Peruvian Fish / photo junanto
The beauty of Pescoda Peruviano / photo junanto

Waah, perut kita sudah 100 persen penuh, tapi sajian main course terakhir masih datang. “Peruvian Steak”. Ini adalah steak daging sapi dengan bumbu minimal, disajikan bersama kentang goreng yang disajikan unik, kentang dipotong berulir dan ditusuk sate, dan jagung rebus. Makanan ini sungguh dahsyat.

Peruvian Steak / photo junanto
The beauty of Peruvian Steak / photo junanto

Usai makanan ini, kita semua terdiam. Tak mampu lagi berkata-kata. Seolah tak percaya ada makanan Peru yang begitu seru di Tokyo. Umumnya makanan etnik atau asing di Jepang rasanya pas-pasan. Tapi yang ini, tak terbantahkan.

Di tengah kegalauan itu, datang lagi hidangan penutup. Oh no! kami tak kuat lagi. Tapi kata Takagi-san, menu itu ia sajikan special,  komplimen, karena tidak ada di menu. Kamipun tentu harus menerima kebaikan hatinya.

Dessertnya datang, dan sungguh sinful. Irisan brownies hangat dengan es krim dan buah-buahan segar. Wow, lezatnya. Sungguh terasa hingga bulir-bulir esnya. Walau perut sudah tak sanggup lagi, mulut kita terus mengunyah kenikmatan itu.

Brownies for Dessert / photo junanto

Usai makan, kita semua bertepuk tangan bersama, memberi applaus pada Chef Takagi atas sajiannya yang lezat dan tentu saja spesial.

Bagi saya, restoran ini bukan hanya menyajikan makanan yang lezat, tapi juga pelayanan istimewa dan personal dari sang Chef. Nah, kalau sesekali ingin coba makanan Seru di Tokyo. Datanglah ke Chef’s Table. Salam Peru Seru.

Buena Comida !
Buena Comida !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *