Mengambang Bersama Natsumi Hayashi

Natsumi Hayashi Levitation Project / yowayowacamera.com

Natsumi Hayashi adalah sebuah fenomena. Ia dikenal sebagai “the floating girl from Tokyo” atau gadis Tokyo yang bisa mengambang. Foto-foto dirinya yang sedang mengambang dimuat di website yowayowacamera.com dan menyebar luas ke seluruh dunia. Gaya berfoto Natsumi Hayashi kemudian banyak ditiru dan menjadi trend serta inspirasi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Tentu saja Natsumi bukan seorang yang memiliki ilmu mengambang dalam arti sebenarnya. Ia hanya meloncat ke udara kemudian dipotret dalam satu pose natural tertentu. Tekhnik fotografi seperti itu dikenal dengan nama levitasi. Levitasi murni tekhnik fotografi yang tidak melakukan manipulasi foto atau trik pada komputer atau software lainnya.

Berbeda pula dengan “jump shot” di mana ekspresi wajah dan tubuh seseorang terlihat  melompat, dalam tekhnik levitasi ekspresi tersebut harus terlihat natural. Hal inilah yang menjadikan seseorang kemudian terkesan mengambang dalam foto.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang levitasi dan alasan Natsumi Hayashi melakukan hal tersebut, siang tadi (17/6) saya bertemu dengan Natsumi Hayashi di Tokyo. Kebetulan hari itu adalah hari pertama dibukanya Pameran Fotografi bertema “Natsumi Hayashi Today’s Levitation”. Pameran berlangsung di MEM Galery, Ebisu, Tokyo, dari tanggal 16 Juni hingga 16 Juli 2012.

Bersama Natsumi Hayashi di Tokyo

Dalam kesempatan tersebut, Natsumi Hayashi bercerita tentang berbagai hal di balik proyek levitasinya. Sebagaimana dikenal, Natsumi melakukan program satu hari satu levitasi (One Levitation A Day) yang dimuat dalam yowayowa diary. Aneka foto yang dikumpulkan tersebut, kemudian dibukukan dalam satu buku yang bertajuk Today’s Levitation yang sekaligus diluncurkan hari ini.

Dalam melakukan berbagai pose levitasi, Natsumi mengambil tema kehidupan sehari-hari, seperti di taman, jalanan, kantor, gedung, restoran, bahkan di kereta api. Secara tekhnis, banyak cerita lucu yang ia ceritakan saat melakukan berbagai pose levitasi.

Menurut Natsumi, guna mendapatkan satu gambar yang sempurna, ia kadang harus melompat hingga 200 sampai 300 kali. Dengan kamera Canon EOS 5D dan Mark 2, Natsumi pada awalnya melakukan pose levitasi seorang diri dengan menggunakan shutter otomatis. Ia menyetel shutter selama 10 detik, kemudian lari dan meloncat. Namun kini, ia memiliki seorang fotografer yang membantunya melakukan berbagai aksi.

Natsumi bercerita bahwa ia pernah dikira orang gila karena meloncat-loncat sendiri di depan sebuah toko. Sang pemilik toko bahkan hampir memanggil polisi, sebelum kemudian Natsumi menjelaskan maksudnya loncat-loncat.

Kejadian lucu juga terjadi saat ia mengambil pose mengambang di depat mesin tiket stasiun kereta. Karena ia berkali-kali melompat, seorang tua merasa kasihan kepadanya karena dikira ia tidak memiliki tiket. Si orang tua menawarkan tiket kereta pada Natsumi.

Tekhnik foto levitasi juga bukan tanpa bahaya. Karena ingin mendapatkan satu pose yang sempurna, Natsumi meloncat terlalu tinggi di Taiwan dan jatuh. Ia harus sampai masuk rumah sakit untuk dijahit bagian dagunya karena robek. Selain bahaya, loncat-loncat juga memiliki dampak tidak baik bagi tulang. Oleh karena itu, Natsumi Hayashi secara rutin berkonsultasi dengan ahli tulang dan chiropracticer sebelum melakukan loncatan-loncatan.

Mengenai alasan Nastumi Hayashi melakukan levitasi ini, ia mengatakan bahwa gravitasi adalah sesuatu yang mengikat kita. Di manapun kita berada selalu terikat oleh gravitasi. Dilihat secara filosofis, manusia juga terikat oleh berbagai masalah, seperti rasa percaya diri yang kurang, rasa minder, stress, dan berbagai penyakit hati lain yang mengikat.

Levitasi adalah sebuah simbol untuk mengajak kita keluar dari berbagai jeratan tersebut. Levitasi adalah anti-gravitasi. Kalau dulu orang Jepang punya pepatah yang mengajarkan kita untuk menjejakkan kaki di bumi, atau dengan kata lain menjadi realistis, kini Natsumi justru mengajak sebaliknya. Ia mengajak kita membebaskan diri dari jeratan atau “to break our boundaries”.

Dalam kesempatan berbicara dengan Natsumi, saya menyampaikan bahwa di Indonesia tekhnik levitasi memiliki banyak penggemar. Bahkan kini ada satu komunitas yang bernama Levitasi Hore yang didirikan karena terinspirasi oleh dirinya. Mendengar hal itu, Natsumi Hayashi menyatakan kegembiraannya dan menyampaikan salam kepada rekan-rekan di komunitas Levitasi Hore ataupun bagi para penggemar serta pelaku levitasi di tanah air.

Pesannya, tetaplah melakukan levitasi, jangan menyerah. Tetaplah mengambang dan bebaskan diri kita dari jerat-jerat negatif yang mengikat diri. Salam Levitasi

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *